Apakah saat ini Kompasianer sudah tertarik memasang PLTS Atap di rumah? Atau, justru sudah pernah mencobanya? Apa saja keuntungan yang didapat?
PLTS atap adalah sistem pembangkit listrik yang memanfaatkan tenaga surya dengan menggunakan panel surya yang dipasang di atap rumah.
Komponen PLTS Atap, mengutip dari situs Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, terdiri dari: modul surya, inverter, sambungan listrik, sistem pengaman, dan meteran kWh.
Untuk saat ini, ternyata masyarakat perkotaan mulai banyak yang menggunakan PLTS Atap karena hemat energi. Selain itu, Indonesia berlimpah tenaga surya sehingga prospeknya begitu menjanjikan.
Meski demikian, untuk membangun instalasinya diperlukan biaya berkisar Rp 14 juta sampai Rp 17 juta per kWp, bergantung kapasitasnya.
Kompasianer, apakah kamu tertarik memasang PLTS Atap? Apa untung ruginya? Jika sudah terpasang, bagaimana performanya? Berapa besar penghematannya? Bagaimana cara merawatnya?
Untuk yang baru ingin memasang, pemasangan PLTS atap di rumah lebih baik yang off-grid atau on-grid? Apa pertimbangannya?
Silakan tambah label PLTS Atap (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H