Kompasianer, apakah di antara kamu ada yang tertarik berinvestasi Surat Berharga Negara atau SBN? Apa saja SBN yang kamu miliki? Bagaimana cara mendapatkannya? Apa tujuanmu mengoleksi SBN?
Belakangan ini, ramai diberitakan Sukuk Tabungan (ST) seri ST010 ludes diborong masyarakat. Lebih cepat dibanding periode pembeliannya yang awalnya ditetapkan hingga 7 Juni 2023. Oleh karenanya, Kementerian Keuangan melalui direktorat terkait mengumumkan akan menambah kuota demi mengakomodasi antusiasme masyarakat.
Tak hanya ST, SBN lain juga tak luput dari incaran para investor dalam negeri. Misalnya saja Obligasi, Sukuk Ritel (Sukri), atau Saving Bond Ritel (SBR). Saking larisnya, Menkeu Sri Mulyani sampai memberikan arahan untuk meningkatkan target penerbitan SBN hingga ke angka 150T di tahun 2023!
Ada banyak keunggulan SBN yang membuat masyarakat tertarik membeli SBN. Selain harganya yang terjangkau, profil risiko SBN cenderung moderat dengan return yang menjanjikan. Tenornya pun bersahabat. Lagipula, kapan lagi bisa berinvestasi sembari mendukung pembiayaan pembangunan negeri?
Meski menggiurkan, tak semua orang akrab dengan cara membeli SBN. Nah, bagi Kompasianer yang sudah berpengalaman membeli SBN, boleh dong berbagi cerita dan kiatnya! Supaya tidak ada FOMO di antara kita.
Apa yang membuat tertarik membeli SBN? Produk SBN apa yang sudah kamu koleksi? Berapa biaya yang kamu keluarkan? Di mana kamu membeli SBN tersebut? Apa saja syaratnya? Lalu bagaimana cara menganalisis SBN yang sesuai dengan profil investasi kita? Apakah pelajar dapat mencoba investasi SBN?
Bagi Kompasianer yang telah mengambil cuan dari SBN, seberapa besar sih keuntungan yang didapat?
Bagikan cerita, opini, dan tips dari kamu mengenai topik ini dengan mencantumkan label Beli SBN pada tiap konten yang kamu buat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H