Selamat Idulfitri, Kompasianer! Jadi, sudah berapa macam hidangan yang Kompasianer santap? Adakah makanan favorit yang selalu bikin nambah lagi dan lagi? Berapa rumah kerabat yang dikujungi dan dicicipi hidangannya?
Hidangan Idulfitri di Indonesia memang nikmat dan menggoda! Rasa-rasanya sulit sekali menolak pesona kuah opor, merahnya minyak kalio, dan emping yang garing. Belum lagi kue-kue kering, kacang mede, dan es-es buah warna merona.
Tapi, tentunya kita harus berhati-hati terhadap asupan santan, jeroan, lemak, garam dan gula yang masuk ke dalam tubuh kita.
Dilansir dari Tribunnews, ahli penyakit dalam RSCM sekaligus Kompasianer Prof. Dr. dr. Ari F. Syam mengatakan bahwa biasanya rumah sakit dipenuhi pasien beberapa hari setelah lebaran.
Keluhan yang banyak diterimanya ialah penyakit yang diakibatkan oleh pola konsumsi berlebih. Di antaranya termasuk penyakit kambuhan. Misalnya kolesterol, stroke, gula darah, hipertensi, dan asam urat.
Pernahkah Kompasianer mengalami keluhan serupa? Apa saja nasihat dokter yang dapat dibagikan kepada para Kompasianer lainnya? Bagaimana cara mengantisipasinya supaya bisa menikmati sajian tanpa waswas? Adakah batasan yang perlu diketahui?
Jika sudah telanjur terjadi, bagaimana cara mengatasi gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pola konsumsi pasca lebaran? Apakah perlu diimbangi dengan makan buah, sayur, dan menyetop santan setelahnya?
Perlukah sementara mengganti menu sehari-hari dengan rebus-rebusan dan kukus-kukusan? Bagaimana dengan penggunaan garam dan gula?
Bagikan cerita, pengalaman, kiat untuk isu ini. Sematkan label Penyakit Setelah Lebaran pada setiap konten yang dibuat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H