Sudahkah kamu bahagia hari ini? Apa yang membuatmu bahagia? Apa makna kebahagiaan bagimu? Apakah bagimu kebahagiaan itu terkait dengan materi, peristiwa, ketenangan batin, atau hal lainnya?
Membicarakan kebahagiaan adalah sebuah aktivitas yang tak berujung. Apalagi "bahagia" sendiri merupakan kata sifat. Subjektif dan relatif.
Dalam World Happiness Report 2023 yang dirilis jelang Hari Kebahagiaan Sedunia (diperingati setiap 20 Maret), Finlandia kembali meraih predikat sebagai negara paling bahagia di dunia. Konsisten memuncaki urutan selama 6 tahun berturut-turut.
Kebahagiaan ini diukur berdasarkan banyak sekali indikator. Di antaranya usia harapan hidup, faktor kesehatan, pendapatan per kapita, kebebasan membuat keputusan, hingga tingkat korupsi di negara tersebut.
Selain itu, orang Finlandia juga berbahagia berkat komunitas yang suportif dan warganya yang saling membantu satu sama lain. Dua faktor terakhir ini sebenarnya bukan hal asing di Indonesia dan telah menjadi ruh dalam hidup bermasyarakat kita.
Akan tetapi, Indonesia tetap menempati posisi hampir buntut. Yakni pada urutan 84 dari total 109 negara. Memang, klasemen Indonesia membaik dari yang tadinya berada pada urutan 87 di periode sebelumnya. Indeksnya pun naik. Dari 5240 ke 5277. Lumayan.
Kira-kira dimensi apa ya yang menyebabkan indeks kebahagiaan kita meningkat (sedikit)? Apakah karena masyarakat kita dermawan sehingga banyak orang terbantu dengan orang-orang baik hati? Ataukah karena kualitas hidup yang meningkat?
Apakah kebahagiaan ini berbanding lurus dengan apa yang telah pemerintah setempatmu upayakan? Misalnya birokrasi yang makin efisien atau indeks korupsi yang turun? Ataukah alasanmu lebih personal? Atau ... jangan-jangan kamu yang termasuk kurang berbahagia?
Bisakah Kompasianer mengisahkan kebahagiaan versi teman-teman? Bagaimana Kompasianer memaknai kebahagiaan itu sendiri? Bagaimana caranya supaya Indonesia makin berbahagia?
Silakan tambahkan label Indeks Kebahagiaan (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.