Kompasianer, bagaimana penilaianmu terkait mundurnya Wakil Bupati Indramayu Lucky Hakim? Apakah langkah tersebut sebagai langkah yang tepat?
Mundurnya Wakil Bupati Indramayu Lucky Hakim menjadi sorotan. Lucky, biasa dia disapa, mundur dengan alasan tidak bisa memenuhi janji politiknya kepada masyarakat Indramayu.
Usut punya usut alasan Lucky rupanya disebabkan karena tidak harmonis dengan sang Bupati, Nina Agustiani.
Berdasarkan keterangan Lucky, sebagaimana dilansir KOMPAS.COM, dirinya merasa kewalahan karena harus bekerja sendirian.
Hal serupa juga sebenarnya pernah terjadi, pada 2011 silam. Ketika itu, artis dan komedian senior Dicky Chandra juga memundurkan diri setelah menjabat Wakil Bupati Garut pada 2011 silam dengan alasan terbatasnya peran wakil bupati.
Persoalan mundurnya Lucky Hakim ini tentunya memiliki dampak. Paling nyata adalah terganggunya roda pemerintahan. Bagaimanapun Wakil Bupati memiliki peranan yang tak kalah krusial terutama dalam pengambilan keputusan dan penyusunan kebijakan untuk mengkomodir keperluan masyarakat.
Selain itu, menguaknya ketidakharmonisan antara Bupati dan Wakil Bupati jelas menggerus kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah daerah ke depannya. Kalau sudah begini, siapa lagi yang bukan jadi korban selain masyarakat.
Kompasianer, bagaimana penilaianmu terkait mundurnya Wakil Bupati Indramayu Lucky Hakim? Apakah langkah tersebut sebagai langkah yang tepat?
Kemudian mengapa ketidakharmonisasi semacam ini kerap terjadi di pemerintahan daerah? Dan bagaimana seharusnya pemimpin dan wakil pemimpin berharmonisasi demi menjalankan roda pemerintahan untuk kepentingan masyarakat?
Kompasianer, bagikan opini kamu terkait hal ini di Kompasiana dengan menyematkan label Lucky Hakim Mundur pada tiap konten yang kamu buat.