Pernah merasa butuh sesuatu lewat tengah malam, lalu warung-warung dekat rumah tutup? Keluar sedikit, dekat jalan raya, dan ada warung yang buka?
Ya, biasanya, itu warung kelontong madura! Meski bukan fenomena baru, tapi kehadiran warung kelontong madura ini tanpa kita sadari berkembang di mana-mana. Tiba-tiba tidak sampai 1 kilometer sudah ada lagi.
Menariknya lagi, warung kelontong madura ini menjual segala kebutuhan kita sehari-hari: dari sembako hingga peralatan kebersihan dengan harga yang relatif lebih murah, dan, yang utama, tidak pernah tutup!
Selain warung kelontong madura, di beberapa lokasi dan daerah, ada juga warung kelontong batak dan warung kelontong aceh. Masing-masing memiliki kekhasan dan keunggulannya masing-masing.
Pertumbuhan warung-warung lokal ini seakan menantang warung waralaba. Apalagi sejak pandemi, minimarket tak lagi buka 24 jam. Bukannya tak mungkin, warung-warung lokal ini nantinya akan difasilitasi AC seperti minimarket.
Nah bagaimana di daerahmu, warung kelontong mana yang paling sering kamu temui? Apa yang membedakan warung satu dengan warung yang lainnya?
Bagaimana pandanganmu tentang warung kelontong yang lengkap, murah, dan berjalan nonstop? Apakah kamu terbantu atau merasa heran? Bagaimana situasi persaingan warung-warung ini?
Silakan tulis opini maupun pengalaman Kompasianer dengan menambahkan label Warung Kelontong (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H