Setiap orangtua pastinya akan melewati masa ketika menyadari anaknya mulai menjalin kasih dengan teman sebayanya. Demikian pula setiap anak punya masa ketika mulai berpacaran dan dagdigdug ketika menghadapi orangtua.
Sebagai orangtua, bagaimana respons Kompasianer mengenai hal tersebut? Apakah Kompasianer tergolong sebagai orangtua yang menyarankan anak supaya tak berpacaran? Membiarkan? Membebaskan? Atau mempersilakan anak berpacaran asal menyadari rambu-rambunya?
Pasalnya, banyak di antara kita, ketika masih muda, menganggap pacaran adalah bagian dari pergaulan, tapi menurut orangtua justru kenakalan.
Nah, perbedaan pandangan antara orangtua dan anak kadang menjadi konflik tersendiri dalam keluarga. Makanya, terkadang cara komunikasi orangtua kepada anak --maupun sebaliknya-- jadi penting.
Belum lagi ada kebingungan cara bersikap ketika pacarnya datang ke rumah. Bagaimana kita mesti bersikap? Bagaimana cara membuat anak menceritakan setiap langkah dalam hubungannya? Terlebih lagi, anak pintar merahasiakan, bukan?
Nah, sebagai anak, adakah pengalaman pernah dilarang orangtua pacaran? Apa alasan mereka melarang? Apa suka dukanya? Pernah punya pengalaman "lucu" saat pacar ngapel ke rumah?
Silakan tambah label Anak Mulai Pacaran (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H