Kompasianer, apakah kamu sudah kembali menonton konser dan menghadiri festival?
Setelah protokol kesehatan dilonggarkan, kini berbagai pihak beramai-ramai menyelenggarakan konser musik, festival, pertandingan olahraga, seminar, dan berbagai acara lainnya yang menimbulkan kerumunan.
Tentunya kesempatan ini tak disia-siakan oleh masyarakat yang sudah menahan diri lebih dari 2 tahun. Setiap konser, festival, dan pertandingan pun membludak dipadati peminat.
Sayangnya, animo masyarakat yang luar biasa ini berisiko menimbulkan jatuhnya korban lantaran kelebihan kapasitas.
Belum tuntas duka kita terhadap tragedi Kanjuruhan, kini kita mendengar kabar tentang ratusan korban meninggal di Itaewon, Korea Selatan karena berimpitan saat menyelenggarakan pesta Halloween.
Lalu pada akhir pekan yang sama, sebuah konser di Istora Senayan Jakarta dibatalkan lantaran over-kapasitas. Selain itu, warga pun menyoroti pengunjung yang berdesak-desakan untuk menonton kelompok band di sebuah mal Jakarta Selatan.
Kompasianer, menurutmu apa yang menyebabkan antusiasme tersebut? Apakah kamu pernah merasakan berada di tengah-tengah kerumunan massa yang membuatmu sulit bergerak? Bagaimana caramu menjaga diri, mengatasi panik, dan berusaha keluar dari kerumunan?
Jika telah terbiasa menonton konser, apa trik yang biasanya kamu gunakan untuk memilih tanggal konser, memilih lokasi menonton, dan menghindari risiko-risiko? Bagaimana cara membantu pengunjung lain yang mengalami kesulitan? Antisipasi apa yang seharusnya dilakukan penyelenggara?
Kompasianer bisa menceritakan pengalaman, kiat, maupun masukan kepada penyelenggara acara atau pihak keamanan terkait topik berikut dengan menambahkan label Manajemen Kerumunan (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H