Kompasianer, biasanya kalau servis motor pilih bengkel resmi atau nonresmi? Apa alasannya? Apa bedanya?
Memilih bengkel untuk motor kesayangan memang harus tepat. Mulai dari pelayanan hingga harga yang ditawarkan masing-masing penyedia layanan servis motor.
Saat ini setidaknya ada dua bengkel servis motor yang biasa dikunjungi konsumen, bengkel resmi dan nonresmi, atau biasanya disebut bengkel pingkir jalan.
Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Misalnya, bengkel resmi dipastikan memiliki fasilitas atau peralatan yang jauh lebih memadai. Tapi biaya servis dan spare part-nya mahal.
Sementara bengkel nonresmi memiliki keluasaan untuk konsultasi dan "nego" dengan mekaniknya. Harga bisa miring, sih. Tapi, kita jadi tidak tahu kualitas spare part yang ditawarkan. Salah-salah, ongkos yang keluar jadi lebih mahal dibanding servis ke bengkel resmi.
Urusan memilih bengkel ini memang cukup pelik. Apalagi biasanya customer memiliki budget yang terbatas. Kalau belum ada uangnya, biasanya kita minta "diakali" dulu ke mekanik supaya biaya servis tidak membengkak.
Kompasianer, yuk ceritakan pengalamanmu servis motor di bengkel resmi dan pinggir jalan ini? Mana yang lebih jadi favoritmu? Adakah kiat-kiat khusus memilih bengkel? Mana yang menjadi prioritas pertimbanganmu; kualitas atau harga?
Dan adakah tips untuk merawat motor yang memiliki "penyakit kambuhan"? Serta, bagaimana merawat motor lawas yang sudah jarang ditemui suku cadangnya?
Bagikan opini dan pengalamanmu terkait hal tersebut di Kompasiana dengan label Bengkel Servis Motor pada tiap konten yang kamu buat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H