Kompasianer, kabarnya harga mi instan bakal naik nih. Apa kabar anak kos? Apakah nantinya mi goreng di warkop harganya bakal jadi 30.000?
Mi instan biasanya menjadi andalan banyak orang untuk mengatasi situasi darurat lapar. Harganya murah dan rasanya sudah pasti enak. Tinggal tambah telor dan sawi, makan malam pun langsung berasa mewah.
Maka tak heran kalau mi instan menjadi penyelamat masyarakat Indonesia dan ehem.. masyarakat Nigeria (yang tak percaya kalau mi instan terpopuler di negaranya ternyata diimpor dari Indonesia).
Tetapi, kabarnya, harga mi instan ini diprediksi bakal naik, seperti dikatakan Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Penyebabnya, tak lepas dari tingginya harga gandum sebagai dampak perang Rusia-Ukraina.
Kabar ini tentunya membuat sedih banyak kalangan. Tapi, kayaknya ini bisa jadi momentum tepat deh untuk bisa lepas dari ketergantungan kita dari gandum. Toh, bukankah kita punya banyak alternatif pangan lokal?
Selain beras dan gandum, sebenarnya ada banyak karbohidrat lain lho di Indonesia. Misalnya singkong, ubi, kentang, jagung, sagu, sorgum, talas, kimpul, gadung, dan masih banyak lagi.
Kompasianer apa pangan utama lainnya yang tumbuh di daerahmu dan bisa jadi alternatif gandum dan beras? Berapa harganya? Bagaimana ketersediaannya saat ini? Jika enggan berpindah ke pangan tersebut, apa alasannya?
Jika kamu punya trik untuk mengakali tingginya harga gandum, yuk berbagi triknya. Apakah dengan mulai mengeksplorasi resep mengolah umbi, jagung, dan sagu?
Bagikan opini dan tips dari kamu mengenai naiknya harga mi instan di Kompasiana dengan menyematkan label Mi Instan Naik pada tiap konten yang kamu buat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI