Kapan terakhir kali Kompasianer membeli produk furnitur? Apakah produk tersebut baru atau bekas? Atau Kompasianer lebih suka membuat sendiri?
Tentunya kita memiliki banyak pertimbangan saat ingin membeli furnitur buat di rumah. Mulai dari desain atau bentuknya, fungsinya, material yang digunakan, hingga harga yang dibanderol pada produk tersebut.
Ada furnitur yang murah, tapi materialnya kurang kuat. Ada yang desainnya pas banget buat di sudut rumah, tapi kok aduhai mahalnya.
Sebenarnya kita bisa berburu furnitur murah di marketplace. Tapi, kalau tidak pintar-pintar mengukur, bisa jadi ukurannya tidak pas. Atau, ada juga yang barang aslinya tidak sebagus di foto.
Kadang, furnitur bekas di tukang loak pun bisa jadi pilihan. Tinggal dipoles dikit, jadi deh furnitur estetik yang nggak pasaran. Tapi, cari tukang poles furnitur kan tidak gampang! Duh, pusing!
Apalagi kalau memikirkan metode pre-order, layanan pengiriman dan servis purna-jual. Tidak semua pengusaha furnitur memiliki layanan yang baik kan. Nah Kompasianer, apakah kamu punya pengalaman mengenai hal ini?
Yuk bagikan pengalamanmu membeli furnitur. Boleh juga tuliskan ulasan apabila kamu sudah pernah mencoba layanan dari merek/tukang furnitur tertentu. Bagaimana perbandingannya dengan merek lain?
Ceritakan pula kiat survei, pemilihan material, hingga cara mengukur dimensi furnitur yang tepat. Siapa tahu bisa membantu pembaca lain yang sedang berniat membeli furnitur! Silakan tambah label Beli Furnitur (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H