Kompasianer, apa tanggapanmu mengenai fenomena klitih yang kian meresahkan ini? Dan mengapa mereka masih bisa dengan bebas melancarkan aksinya?
Peristiwa klitih di Jogja kian meresahkan. Terakhir, seorang pelajar Daffa Adziin Albasith (18) asal Kebumen, Jawa Tengah, yang juga anak dari anggota DPRD Kebumen, Madkhan Anis, tewas akibat kejahatan jalanan alias klitih di Gedongkuning, Jogja.
Ini adalah peritiwa sekian kali yang terjadi. Sultan Jogja pun dibuat geram. Bahkan ia meminta proses hukum terhadap pelaku klitih tanpa pandang umur. Sebab, sudah menimbulkan korban hingga meninggal dunia.
Dilansir Kompas.com, sebenarnya istilah klitih telah marak diberitakan media pada 2016. Pada saat itu tercatat ada 43 kasus kekerasan yang melibatkan para remaja.
Meski demikian, kriminal yang melibatkan remaja buka menjadi hal baru di Jogja, sebab rupanya sudah ada sejak 1990-an.
Demikian juga sebenarnya aksi antar-pelajar ini juga terjadi di provinsi lain meski namanya berbeda.
Kompasianer bagaimana tanggapanmu terkait maraknya aksi klitih ini? Aksi kekerasan antar-pelajar seperti apa yang terjadi di daerahmu?
Bagaimana menurutmu peran pemerintah dan keluarga untuk mengakhiri kejahatan di jalanan yang dilancarkan oleh pelajar ini?
Bagikan opini dan gagasanmu di Kompasiana dengan menyematkan label Klitih pada tiap konten yang kamu buat
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI