Kompasianer, apakah kamu salah seorang yang mengalami jatuh bangun mencari kerja selama pandemi?
Memang. Dengan kian banyaknya kasus PHK, lesunya perekonomian, dan bertambahnya angkatan kerja, aktivitas mencari kerja terasa begitu sulit.
Tetapi tahukah kamu, pandemi ini juga membuka banyak peluang kerja dari mancanegara?
Karena kini banyak perusahaan menyadari bahwa sejumlah pekerjaan dapat dilakukan dari jarak jauh. Sehingga tidak menutup kemungkinan mereka dapat merekrut banyak pekerja dari luar negeri.
Meski tampak menggiurkan, sebenarnya hal ini ada risikonya juga lho! Karena semakin luas pasar kerja, maka semakin banyak saingannya. Bukannya tak mungkin bila nantinya kita perlu menyejajarkan keterampilan dengan pesaing dari negara-negara maju.
Belum lagi masalah ketimpangan akses lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja disabilitas yang belum tuntas tertangani. Eits, tapi siapa tahu keleluasaan mendapat pekerjaan bermodal internet dapat menjadi peluang tersendiri bagi orang dengan disabilitas, bagi ibu rumah tangga, dan kelompok rentan lain.
Kompasianer, bagaimana pendapatmu terhadap peluang kerja global yang kian terbuka lebar saat ini? Adakah di antara kamu yang sudah pernah menyicip manisnya gajian dengan dolar? Ada kiat yang bisa dibagikan?
Atau bagi kamu yang masih berusaha mencari, langkah apa yang telah kamu upayakan? Apakah kamu sampai mengikuti program pengembangan diri supaya bisa bersaing dengan tenaga kerja asing?
Membantu salah satu pilar G20 untuk pengaplikasian tranformasi digital, mari berbagi opini tentang isu ini. Mengenai bagaimana digitalisasi membantu masyarakat pulih, salah satunya dengan terbukanya akses ke lapangan pekerjaan yang lebih luas.
Bagikan opini kamu di Kompasiana dengan memberikan label Kerja Global pada setiap konten yang kamu buat.
