Kompasianer, apa pendapat kamu tentang konflik yang terjadi di Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo? Apakah penanganan konflik yang dilakukan oleh aparat sudah tepat?
Rencana pembangunan proyek strategis Bendungan Bener oleh pemerintah berujung ricuh. Hal tersebut dipicu oleh penolakan sebagian masyarakat atas rencana penambangan andesit di Wadas untuk Bendungan Bener.
Konflik ini memiliki dua versi kronologi. Pertama, ratusan aparat gabungan TNI dan Polri mengepung desa tersebut dan menangkap warga yang kontra tergadap penambagan pada Selasa (8/2/2022).
Meski demikian, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan bahwa sesungguhnya yang dilakukan aparat adalah mengamankan Desa Wadas. Lantaran diduga ada bentrokan antara warga pro dan kontra.
Pendekatan yang dipilih oleh aparat memang kerap menimbulkan reaksi dari masyarakat. Apalagi dalam menanangi konflik pertanahan yang sarat dengan nilai adat, sosial, budaya, sejarah, dan ekonomi.
Untuk memahami kompleksitasnya, diperlukan sesi-sesi dialog yang tidak sebentar. Hendaknya pihak terkait dapat secara bertahap membahas apa yang menjadi aspirasi supaya warga tidak merasa tercerabut dari akarnya.
Kompasianer, apakah kamu memiliki pengalaman atau opini mengenai konflik pertanahan serupa? Pendekatan humanis apa yang selama ini kamu harapkan? Dan bagaimana pendekatan serupa dapat diimplementasikan di Wadas? Apakah memungkinkan?
Bagikan opini kamu terkait persoalan tersebut di Kompasiana dengan menyematkan label Konflik Wadas pada tiap konten yang kamu buat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H