Berita tentang anak diperkosa tengah menghiasi media kita. Bertubi-tubi.
Korbannya --tidak hanya anak perempuan, tapi juga laki-laki-- diiming-imingi uang diiringi intimidasi supaya tidak menceritakan peristiwa tersebut kepada siapapun. Pelakunya ialah guru, tetangga, orangtua, dan orang terdekatnya!
Kompasianer, berita semacam ini membuat kita sebagai orangtua/wali kian resah. Apa yang harus kita lakukan? Sejak usia berapa kita harus mengedukasi anak tentang seksualitas? Sejauh apa edukasi ini perlu dilakukan?
Anak perlu diberikan bekal pemahaman bahwa mereka memiliki otonomi atas tubuh mereka. Bahwa hanya orang tertentu saja yang boleh menyentuhnya. Itupun dengan izin dan ada batasan bagian mana yang boleh disentuh dan mana yang tidak.
Meski bekal ini amat dibutuhkan untuk membuat anak waspada, mengedukasi seksualitas bukanlah hal mudah. Selain masih dianggap tabu, harus dari mana pendidikan seksual dimulai?
Kompasianer, adakah kiat yang bisa dibagikan  mengenai bagaimana kamu memberikan bekal kepada anak agar ia sanggup memproteksi dirinya sendiri?
Lalu komunikasi seperti apa yang dapat membantumu sehingga tidak canggung? Bagaimana caramu memantau aktivitas seksual anak sehari-hari?
Bagikan opini, tips, serta pengalaman kamu terkait topik ini dengan menyematkan label Pendidikan Seksual Anak pada tiap konten yang kamu buat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI