Kerap merasa heran ada rambut yang tertinggal di sisir, handuk, atau berserakan di lantai? Lama-lama kok kulit kepala terasa makin gersang?
Masalah kerontokan rambut ini memang membuat resah. Jika tidak ditangani dengan baik, bukannya tidak mungkin bisa menyebabkan kebotakan.
Faktor penyebabnya bisa banyak. Stres, hormonal, kekurangan asupan nutrisi, faktor keturunan, efek mengonsumsi obat, atau salah menggunakan produk. Apalagi saat situasi pandemi tak kunjung berakhir begini, kecemasan juga mempengaruhi lho!
Masalah ini membuat kepercayaan diri kita menurun. Meski begitu, ada banyak cara menyikapinya. Misalnya, pada kerontokan ringan mungkin kita bisa mencoba ganti sampo, memindah belahan rambut, potong rambut, atau menggunakan sisir bergigi jarang.
Untuk kerontokan parah, ada yang mencoba membuat ramuan tonik rambut, mencoba hair oil, sampai pergi ke klinik kecantikan.
Apakah Kompasianer memiliki kiat jitu mengatasi rambut rontok? Produk apa saja yang sudah dicoba? Adakah perawatan alami yang turun-menurun diajarkan oleh orang tua?
Jika sudah kadung permanen, apa yang biasanya Kompasianer lakukan?
Silakan tambah label Rambut Rontok (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat. Masukkan ke dalam kategori Lifehack.