Ketika badan merasa tidak enak, kadang seorang karyawan memaksa untuk tetap kerja karena telanjur memiliki tanggung jawab yang belum selesai.
Atau ketika ingin menggunakan jatah cuti hanya untuk sekadar leyeh-leyeh di rumah pun, kadang kita merasa tak enak kepada rekan kerja yang lain. Tapi, bukankah itu hak kita?
Padahal ketika dipaksakan masuk kerja pun, kinerja menjadi tidak maksimal. Tidak fokus, jenuh, dan apalagi kalau harus sembari menahan rasa sakit.
Kompasianer, kalau kamu lebih pilih mana? Memaksakan diri masuk, atau tetap mengajukan cuti/izin? Atau apakah kamu punya pengalaman terpaksa berbohong supaya mendapat izin atau cuti?
Pasalnya, belakangan ini viral sebuah video berisi seorang pria yang menyebut jika karyawan sering izin sakit maka dia sedang menyabotase bisnis. Kalau sudah berpendapat begitu, jangan-jangan ia sering dibohongi karyawannya ya?
Kompasianer, bagaimana sesungguhnya etika cuti dan izin yang baik menurutmu? Bagaimana prosedur pengajuan di kantormu? Apa kendalanya? Bagaimana respons rekan kerja dan atasan setiap kali kamu mengajukan cuti/izin?
Sila Kompasianer ceritakan dengan menambahkan label Izin Kerja pada tiap konten yang dibuat. Masukkan ke subkategori "Worklife".

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI