Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Dijodohkan, antara Gengsi dan Butuh

19 Mei 2021   21:23 Diperbarui: 20 Mei 2021   05:49 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dijodohkan. (Diolah kompasiana dari sumber pixabay.com/stocksnap)

Baru putus cinta? Putus asa mencari jodoh?

Apakah kamu sempat terpikir untuk dijodohkan saja? Atau, jika kamu sudah menikah, apakah pasanganmu yang sekarang adalah hasil perjodohan?

Perkara jodoh memang tidak semata seperti mencocokan puzzle yang belum tersusun. Tidak.

Belum menemukan jodoh yang tepat. Itu sering jadi alasan kita menjomlo. Ada kriteria khusus yang sulit dipenuhi orang lain untuk bisa jadi pasanganmu.

Tapi bagaimana bila sebenarnya jodohmu bukan orang jauh dan pernah kamu temui sebelumnya? Bisa jadi hanya tetangga samping rumah. Jangan-jangan, kamu cuma butuh momen untuk dipertemukan?

Meski terasa gengsi bagi sebagian orang, tetapi sebenarnya tidak ada yang salah dengan perjodohan. Gengsi mungkin hanya sebentar, tetapi bayangkan bila akhirnya benar-benar sampai ke pelaminan! Bahagianya tentu tak terkira.

Nah, pernahkah kamu menjalani proses perjodohan? Bagaimana suka dukanya? Atau, apakah kamu termasuk orang yang gemar menjadi mak comblang? Bagaimana kisahnya?

Ceritain, dong! Bahkan beberapa budaya masih menggunakan cara ini lho untuk anak-anaknya.

Silakan tambah label Perjodohan (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.

Dok. Kompasiana
Dok. Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun