Apakah kamu dan pasangan pernah berdiskusi sebelum memutuskan akan punya anak? Misalnya, ingin punya anak laki-laki, atau perempuan? Atau mungkin mengenai biaya hidup dan uang sekolahnya kelak? Atau bisa jadi kamu dan pasangan adalah tipe yang memiliki pola pengasuhan berbeda, lalu pola siapa yang akan dipakai?
Terlebih lagi pada masa sekarang, perkara memiliki anak tak lagi selesai pada ungkapan "banyak anak, banyak rezeki." Orangtua masa kini memiliki pertimbangan lebih banyak lantaran derasnya informasi yang mempengaruhi keputusan mereka. Biaya, metode persalinan, nutrisi, jarak dengan kakak calon janin, dan lain sebagainya.
Belum lagi dari pertimbangan sosio-psikologi. Bagaimana pembagian waktu merawat anak antara suami dan istri, kesiapan mental sebagai orangtua, risiko pospartum/baby blues yang mungkin dialami Sang Ibu, keraguan bila mengandung saat pandemi, dan dilema meninggalkan pekerjaan.
Kompasianer, bagaimana prosesmu berdiskusi dengan pasangan? Bagaimana jika dialog tidak berjalan seperti yang kamu harapkan? Bagaimana caramu dan pasangan menyepakati opsi memiliki/tidak memiliki buah hati?
Adakah kesepakatan yang kamu dan pasanganmu sepakati? Misal, suami diharapkan tidak dinas keluar kota dulu hingga bayi berusia 6 bulan. Atau mungkin ada biaya yang disiapkan untuk istri mengikuti sesi bersama psikolog supaya terhindar dari postartum?
Ceritakan pengalaman mendiskusikan topik ini. Boleh ceritamu dengan pasangan, cerita orangtuamu saat akan memilikimu sebagai anak, atau tips/wejangan dari orang lain mengenai topik ini.
Tulis topik ini di Kompasiana dengan memasukkannya ke dalam kategori "Love" dan sematkan label Sebelum Hamil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H