Semburan lumpur terjadi di Blora, Jawa Tengah, Kamis, (27/08/2020). Peristiwa ini terjadi tepat di kawasan Geowisata Kesongo.
Berdasarkan pantauan udara yang ditampilkan Kompas TV, muntahan material itu menyemburkan lumpur seluas sekitar 3,29 hektare dengan ketebalan lumpur setinggi 1 meter.
Menurut Kasi Energi ESDM wilayah kendeng selatan Sugeng Ariyanto menjelaskan peristiwa letusan semburan lumpur adalah fenomena geologi yang di namakan mud vulcano.
Yaitu keluarnya sedimentasi lumpur yang menyumbat rongga-rongga lubang keluarnya gas sulfur yang berada di dalam perut bumi.
Sementara Peneliti di Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI), Prof Dr Ir Jan Sopaheluwakan MSc, menjelaskan, mud volcano adalah gejala menyemburnya lumpur menyerupai gunung berapi.
"Sekitar 2,5 km dari lokasi Gabusan, kalau dilihat di Google Earth terdapat penampakan morfologis melingkar agar keputihan warnanya yang saya duga adalah mud volcano yang lebih tua," kata Jan kepada Kompas.com, Jumat (28/8/2020).
Kita, dan warga sekitar khususnya, kejadian ini tentu membuat khawatir mengingat peristiwa serupa pernah terjadi pada 2013 silam.
Di sisi lain pemerintah dituntut bergerak cepat untuk mengantisipasi agar peristiwa serupa tak kembali terulang.
Kompasianer bagaiaman opini kamu merespons peristiwa ini? Adakah tindakan mitigasi yang perlu dilakukan agar kejadian ini tidak memakan korban? Dan adakah pelajaran yang bisa kita ambil dari peristiwa lumpur Lapindo pada 2013 lalu?
Bagikan opini kamu di Kompasiana dengan menyertakan label Lumpur Blora pada tiap konten yang kamu bikin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H