Pekan lalu, jagat Twitter digemparkan oleh utas sejumlah orang yang mengungkapkan kerugian lantaran menggunakan jasa Jouska untuk mengelola investasi. Mereka mengaku kehilangan uang hingga puluhan hingga ratusan juta rupiah dan tidak mendapat penanganan yang layak meski telah melayangkan aduan.
Per Kamis (24/7/2020), tercatat ada 19 klien yang sudah saling terkoneksi. Total kerugiannya ditengarai mencapai Rp1, 9 miliar.
Kasus ini bermula dari financial planner Jouska yang berafiliasi dengan PT Amarta Investa Indonesia dan Mahesa Strategis Indonesia sebagai pelaksana fungsi manajer investasi. PT Mahesa dan Amarta yang belakangan ini diketahui belum diakui oleh OJK, melakukan penempatan dana ke PT Sentral Mitra Informatika TBK (LUCK) yang baru melantai (IPO) di BEI pada akhir 2018.
Pengalokasian investasi ini, berdasarkan pengungkapan para klien, dilakukan tidak dengan izin klien. Mengingat besarnya porsi pengalokasian ke LUCK, sejumlah klien telah berusaha meminta Jouska untuk menarik dana dari LUCK begitu portofolionya jatuh. Tetapi Jouska tetap bergeming.
Warganet pun banyak menyerukan simpati. Tak sedikit di antaranya yang menyarankan supaya investor mempelajari sendiri tentang profil portofolio, fundamental, dan pengetahuan lain sekitar saham. Tetapi ada pula yang sama sekali awam dan ikut mempelajari diskusi tentang investasi di media sosial.
Kompasianer, adakah di antara kamu yang berinvestasi saham? Apa yang kamu alami di tengah pandemi? Kerugian atau keuntungan? Jenis investasi apa yang aman dilakukan saat ini? Tentu kamu bersedia mengedukasi orang lain, memberi tips dan trik terkait hal ini. Atau kamu punya opini lain mengenai kasus ini?
Sampaikan opini, tips, reportase, dan ulasan seputar topik ini dengan memberi label Investasi Aman (menggunakan spasi) pada setiap konten yang kamu buat.
