Setelah Kamis lalu (18/6) tersiar video Presiden Jokowi yang terlihat jengkel lantaran kinerja Kementerian yang menurutnya tidak optimal menghadapi situasi "luar biasa" pandemi, beberapa perubahan mulai terjadi.
Beberapa kementerian langsung merespons cepat. Kementerian Pertanian meluncurkan kalung antivirus, sementara Kemenkumham mengekstradisi Maria Pauline yang selam ini buron selama 17 tahun.
Mensesneg Pratikno sendiri menilai, isu reshuffle sudah tak lagi relevan karena kinerja kementerian telah membaik.
"Bila dilihat dari serapan anggaran yang meningkat, program-program sudah mulai berjalan. Artinya, teguran keras tersebut punya arti yang signifikan. ... Kalau progressnya bagus, ngapain di-reshuffle," ujar Pratikno.
Meski demikian, publik tetap menebak-nebak daftar menteri yang layak diganti. Di antaranya muncul karena pro-kontra penjualan benur terkait Menteri Kelautan dan Perikanan serta ketidaksiapan pendidikan berbasis digital di pelosok Indonesia yang tentunya menyinggung kapabilitas Menteri Pendidikan.
Bahkan Partai Demokrat melalui Waketum MPR RI Syarief Hasan menyempatkan untuk menanyakan sendiri perihal reshuffle ini kepada Presiden. Ketika ditanyakan perihal ini, Ketum MPR Bambang Soesatyo menceritakan, "Presiden Jokowi hanya terkekeh-kekeh dan tidak menjawab secara langsung tentang isu reshuffle."
Kompasianer, bagaimana opinimu? Apakah ancaman reshuffle hanya gertak sambal dan teguran keras semata? Jika memang menurutmu ide ini bakal terlaksana, bagaimana Presiden Jokowi mempertimbangkan keberlangsungan kabinetnya? Siapa yang terlempar, dan siapa yang berpeluang masuk?
Silakan tulis opini atas topik tersebut dengan menambahkan Rencana Reshuffle 2020 (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H