Tak hanya karyawan yang harus beraktivitas dari rumah lantaran dampak Covid-19, murid-murid sekolah pun merasakan hal sama.
Para murid ini melakukan pendalaman materi, kelas online, sampai mengerjakan tugas dengan mengandalkan internet dan platform tertentu.
Pada satu sisi, metode ini adalah salah satu upaya percepatan pemahaman teknologi pada siswa dan tenaga pengajar. Selain juga dapat menjembatani kebutuhan guru dan siswa untuk tetap melangsungkan aktivitas pendidikan.
Akan tetapi, metode ini juga membawa banyak kerepotan bagi banyak kalangan. Yang tentunya muncul belakangan ini ialah suara para orangtua yang kebingungan mengoperasikan gawai untuk anaknya. Pasalnya, tak semua orangtua akrab dengan mesin pencari, email, Whatsaap group, apalagi video conference.
Belum lagi rumah tangga yang tak memiliki gawai mumpuni dan ketersediaan internet yang cukup. Orangtua WFH pun tak kalah direpotkan dengan perhatiannya yang terbagi antara pekerjaan dan tugas sekolah anaknya.
Kompasianer, setelah kurang lebih sebulan mendampingi anak belajar di rumah, bagaiamana Anda menyiasatinya? Apakah Anda punya tutorial dan kiat supaya orangtua menjadi pendamping anak yang "serba tahu"? Atau malah Anda mau berbagi jawaban PR anak di Kompasiana?
Yuk bantu orangtua lainnya menghadapi masa-masa sulit ini dengan menuliskannya di Kompasiana dan sematkan label Belajar di Rumah pada tiap kontennya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H