Terhitung mulai Sabtu, 15 Februari 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia memulai sensus penduduk. Metode pendataan dibagi menjadi 2, yakni secara online pada 15-31 Maret 2020 dan pencatatan konvensional pada Juli 2020 bagi warga yang merasa terkendala mencatatkan diri secara online.
Ini kali pertama BPS menyelenggarakan sensus penduduk secara online dengan target 23 persen pencatatan daring. Sasarannya ialah anak muda aka generasi milenial yang bisa membantu anggota keluarganya yang lain mengisi formulir sensus.
Meski demikian menurut tinjauan Litbang Kompas, sebanyak 60,9 persen responden tidak tahu akan diadakan sensus penduduk. Sebanyak 51,5 persen memilih untuk didatangi petugas ke rumah. Mungkin di dalamnya termasuk generasi milenial yang disebut-sebut lebih suka rebahan.
Kekhawatiran soal minimnya jumlah partisipasi pencacatan online juga disertai dengan isu keamanan data. Meyakinkan masyarakat, BPS menginformasikan bahwa Sensus Penduduk 2020 bekerja sama dengan sejumlah pihak.
"Kalau data sudah ada di BPS, kami jamin kerahasiaannya. Kami jamin data individu tidak akan hilang," kata Sekeretaris Umum BPS Adi Lumaksanto, seperti dikutip dari merdeka.com
Anda sudah mengisi formulir sensus online dan mau berbagi pengalaman di Kompasiana? Atau Anda punya kisah opini lain mengenai Sensus Penduduk 2020?
Tulis konten Anda dengan menambahkan label Sensus Online 2020 (menggunakan spasi) pada setiap artikel.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H