Berdasarkan laporan UNAIDS 2018 terdapat 36,9 juta masyarakat berbagai negara mengidap AIDS akibat HIV, termasuk di Indonesia.
Data tersebut membagi golongan penderita. 1,8 juta adalah anak-anak di bawah usia 15.
Kemudian secara gender, jumlah kaum wanita lebih banyak dengan total 18,2 juta penderita ketimbang laki-laki yang berjumlah 16,9 juta.
Cukup disayangkan karena 9,9 dari 36,9 juta penderita tidak menyadari dirinya terserang HIV atau bahkan AIDS.
Sementara di Indonesia jumlahnya terbilang tinggi, yakni 620 ribu dari total 5,2 juta penderita HIV/AIDS di Asia Pasifik.
Jika dikelompokkan berdasarkan latar belakangnya, penderita HIV/AIDS datang dari kalangan pekerja seks komersial (5,3 persen), homoseksual (25,8 persen), pengguna narkoba suntik (28,76 persen), transgender (24,8 persen), dan mereka yang ada di tahanan (2,6 persen).
Berbagai cara sudah dilakukan segenap masyarakat dan pemerintah untuk menekan jumlah penderita. Hanya saja persoalan ini masih rumit diselesaikan.
Salah satu penghambatnya adalah stigma yang melekat di masyarakat mengenai penyakit ini.
Pertanyaannya, harus mulai dari mana demi menekan jumlah penderita di waktu-waktu mendatang?
Kompasianer, bagikan opini Anda terkait persoalan ini di Kompasiana dengan menyantumkan label HIV AIDS 2019 (menggunakan spasi) pada tiap artikelnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H