Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa wilayah Indonesia kembali terjadi. Asapnya menyebar hingga mancanegara. Persoalan ini selalu terulang tiap tahun, namun sampai sekarang belum bisa diselesaikan sampai ke akarnya.
Di Sumatera, misalnya. Hingga kini tercatat luas lahan yang terbakar mencapai 2.200 hektare dengan 367 titik panas. Belum lagi di beberapa wilayah di Kalimantan yang mengalami hal serupa.
Tentu kita tak ingin peristiwa karhutla pada 2015 di mana total luas wilayah yang terbakar mencapai 2,6 juta hektare dan memakan korban terulang. Dari situ pemerintah dan masyarakat perlu belajar.
Sementara di kota-kota besar, polusi udara hari-hari ini masih menyeliputi. Beberapa langkah yang dilakukan pemerintah mulai diberlakukan, antara lain perluasan ganjil genap di DKI Jakarta. Meski, hasil itu belum signifikan memberi dampak positif.
Asap karhutla dan polusi udara menyebabkan ini negara mengalami kerugian secara ekonomi. Sementara masyarakatnya terancam kesehatannya.
Kompasianer, apakah wilayah Anda dikelilingi kabut asap dan/atau mengalami penurunan kualitas udara hingga mengganggu aktivitas? Atau Anda memiliki solusi memecahkan masalah asap yang terus berulang?
Berikan opini dan kabarkan kondisi terkini Anda kepada para pembaca Kompasiana dengan memberikan label Indonesia Dikepung Asap (dengan spasi) pada setiap artikel Anda.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI