Para capres-cawapres menutup jalan panjang kampaye yang kurang lebih berlangsung selama delapan bulan dengan debat tahap kelima pada Sabtu (13/04) lalu. Debat terkahir itu sekaligus menjadi pertanda dimulainya masa tenang sebelum akhirnya menyambut pesta demokrasi pada 17 April, besok.
Demi menjadikan pesta demokrasi yang menggemberikan bagi seluruh masyarakat Indonesia, ada baiknya kita menjaga dari segala macam dan bentuk ancaman, termasuk hoaks. Pasalnya hoaks bisa menjadi ancaman paling nyata.
Pengalaman di beberapa negara, hoaks menjadi senjata pamungkas, terutama di detik-detik terakhir pemilihan, guna meraih kekuasaan.
Sebut saja Brasil, di mana masyarakatnya terbelah menjadi dua kubu, kanan dan kiri, akibat tajamnya polarisasi. Tak pelak, pemilu di Brasil beberapa waktu lalu itu menjadi pemilu paling keras dalam sejarah pemilihan.
Di sana, rupanya hoaks menyebar bak virus dengan sangat cepat melalui media sosial. Menurut riset Mind Miners, 83 persen penduduk Brasil menjadikan media sosial sebagai sumber informasi. Tetapi, 92 persen di antaranya tidak tahu apa yang didapatkan dari medsos itu fakta atau kebohongan, sebagaimana dilansir harian Kompas, Senin (15/04).
Pada pemilu di Brasil isu-isu semacam ideologi, RAS, agama hingga LGBT juga terjadi. Kedua kubu saling tuding dan fitnah. Selain itu isu delegitimasi penyelenggara pemilu yang kacau juga turut dilontarkan.
Apa yang terjadi di Brasil tentu kita tidak berharap turut terjadi di Indonesia. Terlebih masyarakat kita yang amat sangat majemuk.
Dan pada dasarnya kita sebenarnya amat sangat cerdas untuk terlalu mudah percaya isu-isu murahan a la orang-orang tak bertanggung jawab.
Tuliskan segala bentuk opini Anda mengenai pesta demokrasi tanpa hoaks atau juga bisa menuliskan bagaimana kiat-kiat kita menghadapi hoaks di Kompasiana dengan menyematkan label PESTADEMOKRASITANPAHOAKS (tanpa spasi) pada tiap artikelnya.
Akan tetapi kalau pada masa tenang ini ada kabar miring yang melemahkan paslon pilihan Kompasianer dalam masa tenang ini, kira-kira bagaimana menyikapinya? Sampaikan opini/pendapat Kompasianer pada laman Pro-Kontra:Â Kabar Miring terhadap Pilihan Paslonmu Jelang Pemilu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H