Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kini Tiba Waktunya Berlayar ke Maluku dan Maluku Utara

28 Mei 2018   09:55 Diperbarui: 3 Juni 2018   18:35 4263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Kompasiana.com

Halo Kompasianer! Tidak terasa topik pilihan spesial #KabarDariSeberang telah memasuki period ketujuh. Kini, giliran kita mengenal wilayah Maluku dan Maluku Utara!

Memangnya Beda?

Ya, kita mempunyai dua Maluku. Sejak tahun 1999, provinsi Maluku mengalami pemekaran sehingga memiliki saudara kandung bernama Maluku Utara. Meski sama-sama Maluku, masing-masing provinsi ini memiliki karakteristik yang berbeda, baik akar suku, agama, suku, adat, dan bahasanya.

Meski demikian, kedua provinsi ini sama-sama menjadi saksi sejarah perjuangan Nusantara dalam menghadapi koloni-koloni yang ingin menjarah rempah-rempah. Pala, cengkih, kenari, dan kayu manis hanyalah sebagian kecil komoditas yang membuat Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda berlomba-lomba menancapkan pengaruhnya di pulau-pulau Maluku.

Tak heran, kini kita dapat dengan mudah menjumpai sisa-sisa kependudukan koloni asing di pulau-pulau yang terhampar di Maluku dan Maluku Utara. Sebut saja Banda, Saparua, Ternate, Tidore, dan Morotai. Kelima pulau/kepulauan tersebut, selain menjadi surga bagi Anda yang menggemari sejarah perang, juga menyimpan kekayaan budaya berkat tercampurnya budaya lokal dengan bangsa-bangsa asing.

Tak hanya kisah penjajahan, Banda Naira menyimpan kisah Hatta dan Sjahrir yang dibuang oleh Belanda. Tak lupa, pada tahun 1999 Maluku dan cikal bakal Maluku Utara juga mengalami konflik horizontal berdarah yang menjadi pengingat kita semua tentang pentingnya mengelola perbedaan.

Menulis untuk Maluku dan Maluku Utara

Seperti Pramoedya Ananta Toer yang menulis di Pulau Buru supaya tak hilang kisah dari zaman, adakah Anda tergerak menulis tentang kedua provinsi ini?

Seperti yang telah Anda ketahui, Kompasiana tengah mengadakan program #KabarDariSeberang yang mengapresiasi konten lokal. Dan setelah enam minggu membicarakan tentang Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Kalimantan, Riau Kepri, Jambi, dan Bengkulu, kini tiba saatnya mengangkat kisah dari Maluku dan Maluku Utara supaya dikenal oleh publik yang lebih luas.

Anda dapat bercerita tentang apa saja, mungkin wisata bahari Pantai Natsepa di Teluk Baguala atau Pantai Sulamadaha yang menjadi lokasi diving populer di Ternate. Atau mungkin tentang Tari Gaba-gaba yang mengisahkan tentang panen sagu dan rahasia umum tentang indahnya suara nyong Maluku.

Anda bebas menceritakan provinsi tersebut dari berbagai angle yang Anda suka, seperti sejarah, atlet lokal, birokrasi, infrastruktur, tradisi, harapan, kuliner, bahasa, dan lain-lain. Formatnya pun terserah, mau reportase, opini, feature, tips, esai, atau fiksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun