Indonesia memperingati Hari Film Nasional untuk meningkatkan apresiasi terhadap film Indonesia. Pada tanggal ini seorang sineas Indonesia, Usmar Ismail memulai syuting perdana film darah dan doa. Itulah dasar penetapan Hari Film Nasional, yang jatuh pada 30 Maret 2018, besok.
Namun di balik rasa bangga terhadap film nasional yang tak jarang meraih penghargaan internasional, masyarakat tidak boleh menutup mata terhadap perkembangan film anak yang memprihatinkan. Sebab, saat ini, sudah sulit ditemui film anak di bioskop.
Dilansir filmindonesia.or.id, hanya ada satu film kategori anak yang masuk 10 besar berdasarkan jumlah penonton terbanyak dalam kurun waktu 2007 hingga 2018, yaitu Laskar Pelangi. Sejauh ini film itu berada di urutan ketiga dalam urusan jumlah penonton.
Minimnya produksi film anak berkualitas juga diakui oleh sineas Indonesia, Mira Lesmana. Dalam keterangan sebuah foto di Instagram miliknya, ia ingin membangkitkan masa keemasan film anak di Indonesia. Pada foto tersebut ia berfoto dengan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf dan Presiden Joko Widodo yang juga mendukung produksi film anak-anak di Indonesia.
"Bapak Presiden sangat prihatin dengan minimnya lagu dan film anak-anak Indonesia dan sudah minta agar kondisi ini bisa segera diatasi. Beliau sangat antusias mendengar sedang diproduksinya film #KulariKePantai," tulis Mira Lesmana.
Artinya, momen hari film nasional bisa dijadikan momentum menggaungkan kembali semangat terhadap film film anak Indonesia. Sebab, saat ini film anak sulit ditemui di bioskop.
Kompasianer, dalam rangka peringatan Hari Film Nasional, bagikan pendapat Anda agar film anak kembali populer di Indonesia. Cantumkan label: FILM ANAK (tanpa spasi) pada setiap artikel Anda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H