Masih teringatkah dalam benak Anda, apa dongeng masa kanak-kanak yang masih diingat sampai saat ini? Memang tak dipungkiri, masa kanak-kanak masyarakat Indonesia tumbuh melekat bersama dengan dongeng atau tradisi mendongeng.
Seiring perkembangan jaman dan teknologi, dongeng tidak hanya diceritakan dari para orang tua kepada anak-anak atau cucunya. Dongeng mengalami pergeseran bentuk dan makna.
Dongeng atau story telling merupakan salah satu bentuk karya seni dan sastra kontemporer yang efektif dalam menyampaikan pesan secara lisan. Seperti halnya yang dilakukan oleh Maria Tri Sulistyani, penulis buku ilustrator anak yang juga mantan aktris teater, melalui Papermoon Puppet Theater yang diinisiasinya.
Dengan menggabungkan seni rupa dan seni pertunjukan boneka, Papermoon Puppet Theatre mencoba untuk menceritakan kembali sejarah-sejarah Indonesia dalam kemasan yang lebih diminati oleh generasi muda. Salah satunya, pertunjukan cerita “Secangkir Kopi dari Playa” atau “Lunang, Laki-Laki Laut” yang membuat Papermoon Puppet menjadi dikenal hingga ke mancanegara. Melalui objek boneka yang bercerita dengan gerakan-gerakan luwes, membuat konten cerita dan pesan lebih mudah diterima oleh para penontonnya.
Penasaran seperti apa manfaat story telling dan kontribusinya dalam penyampaian konten positif yang berdampak masif? Yuk, datang ke Indonesia Community Day (ICD) 2017 dan cari tahu seperti apa seluk beluk story telling dalam kegiatan workshop bersama Papermoon Puppet Theatre.
Segera daftarkan dirimu di microsite ICD 2017 dan dapatkan merchandise buff eksklusif. Saatnya menginspirasi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H