Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Melongok Kisah Ular Besi yang Melibas Roda Waktu

17 Oktober 2016   15:32 Diperbarui: 18 Oktober 2016   11:11 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO Rangkaian kereta api Parahyangan jurusan Jakarta-Bandung.

Contohnya adalah rute Stasiun Tanah Abang - Maja.  Rangkaian gerbong kereta rute ini kabarnya akan ditambah menjadi dua belas rangkaian. Namun, hal ini tak bisa dilaksanakan dalam waktu dekat karena PT. KCJ tengah memperbaiki stasiun kereta di rute Maja-Tanah Abang untuk menampung penambahan rangkaian sekaligus membuat stasiun lebih modern. Kepadatan penumpang di Stasiun Tanah Abang akan diatasi dengan penambahan enam buah eskalator untuk kenyamanan penumpang.

Pembuatan underpass di beberapa stasiun seperti Pondok Ranji, Sudimara, Citayam, Cilebut, Bojong Gede juga akan dilakukan. Penempatan mesin tiket juga akan dikebut, karena rencana tahun ini mesin tersebut telah terpasang hingga 200 buah. Adanya vending machine mampu menambah efisiensi waktu bagi penumpang agar mereka tidak antre di loket. Ruang yang dulunya diperuntukkan loket, akan dialihfungsikan demi kenyamanan penumpang.

Namun dari deretan gagasan tadi, banyak hal-hal kecil yang dilupakan oleh PT KCJ dalam merencanakan pengembangan transportasi kereta api di sekitar Jabodetabek ini. Salah satunya soal masalah teknis seperti kerusakan Pantograph pada kereta. Menurut Edy Sutrisno ketika sebuah perangkat Pantograph pada kereta api mengalami kerusakan, maka secara tidak langsung akan berdampak pada tepat atau tidaknya jadwal kereta. 

Perawatan fasilitas yang ada di kereta api haruslah menjadi prioritas utama seperti pendingin ruangan yang sering tidak berfungsi dengan semestinya atau jumlah kursi yang berbanding terbalik dengan penumpang, membuat banyak penumpang harus berdiri. Paling penting dari semua itu menurut Edy adalah kesadaran pengguna kereta api untuk bersama-sama menjaga kenyamanan serta kebersihan kereta maupun peronnya.

Kurangnya fasilitas keselamatan menjadi permasalahan lainnya. Karena di beberapa gerbong kereta tidak memiliki alat penunjang keselamatan seperti pemecah kaca, padahal alat ini amat penting untuk keselamatan penumpang saat keadaan darurat. 

Poin penting lain yang harus mendapat perhatian adalah soal keamanan penumpang saat berada dalam gerbong kereta. Pencurian dan pelecehan seksual menjadi momok yang kerap ditakuti oleh sebagian besar penumpang dan hal ini seringkali mendapat sorotan dari media. Lihat saja, tidak sedikit foto-foto pencopet yang babak belur karena tepergok saat mencopet di KRL dan menjadi viral di media sosial. 

Hal ini mengundang Kompasianer Bethesda Elizabeth untuk berkomentar. Menurutnya, bukan hanya soal pencopet atau pelaku aksi cabul yang membuat penumpang merasa tidak nyaman, masih ada beberapa hal yang membuat kenyamanan pengguna kereta sering terganggu, misalnya kondisi fisik stasiun yang tidak layak. 

Meskipun terdapat kelebihan maupun kekurangannya, kereta api tetap akan menjadi pilihan utama warga untuk menerjang kemacetan dan memangkas waktu tempuh perjalanan. Maka tak heran menurut Bethesda, dahulu kongsi dagang asal Belanda, VOC, membuat kereta api sebagai sarana transportasi warga.

Harapan pun banyak mengalir dari warga dalam memeringati hari kereta api ini, salah satunya dari Pradipta Annurwanda. Ia berharap, PT KAI terus membenahi segala lini kelemahan dunia perkeretaapian di Indonesia. Sehingga pelayanan bagi pengguna kereta akan lebih maksimal dengan penyempurnaan yang terus dilakukan. Bukan hanya Pradipta, kita juga sebagai pengguna tentu ingin mendapatkan pelayanan yang lebih baik dari moda transportasi ini. Sebuah harapan besar dari kita sebagai penumpang agar PT KAI mau terus berbenah diri, memperbaiki minus dan membuatnya menjadi plus. Dan semoga hal itu dapat terwujud tanpa adanya halangan yang berarti, seperti ketika kereta melibas roda waktu para penumpangnya dengan cepat.

(LUK/YUD)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun