1 Juni lalu secera resmi ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila. Presiden Joko Widodo menetapkan ini menjadi salah satu hari besar nasional yang kita peringati.
Pentapan ini bukan tanpa alasan. 71 tahun silam, dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Soekarno mencanangkan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang kala itu akan merdeka.
Peristiwa inilah yang melatarbelakangi pencetusan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni. Dan tentu saja ini berbeda dengan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober.
Penerapan nilai-nilai Pancasila kini menjadi sorotan di masyarakat. Nilai-nilai ini dianggap hampir pudar dari kehidupan berbangsa bernegara. Oleh karena itu untuk mengingat kembali nilai tersebut, berikut ini adalah 5 goresan Kompasianer yang bisa menjadi renungan untuk kita resapi.
1. Pancasila, Bukan Piagam Jakarta
Menurut Radix WP Ver 2 yang paling menonjol adalah golongan agamis tertentu yang berambisi untuk mendominasi. Mereka ingin golongannya diistimewakan.
Sebenarnya, Ambisi dominasi ini muncul juga dalam rangkaian persidangan dalam merumuskan konsep negara Indonesia. Ketika itu, sebagian golongan Islam agamis bersikeras agar Indonesia jadi negara agama.
Untungnya, lebih banyak tokoh kita yang arif. Para tokoh dari kalangan Kristen dan Hindu keberatan karena menyadari betapa tidak sehatnya negara yang mendiskriminasikan warga berdasarkan agama.
Hasilnya tercatat dengan tinta emas sejarah, yaitu digantinya Piagam Jakarta dengan Pancasila yang kita kenal sekarang.
Dan hari ini, kita memperingati lahirnya Pancasila. Mari kita jalankan Pancasila sesuai yang diamanatkan oleh para pendiri negara kita, tanpa embel-embel syariat atau semacamnya.
2. Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila