Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Gempa Yogyakarta dalam Ingatan Kompasianer

27 Mei 2016   09:50 Diperbarui: 30 Mei 2016   18:20 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Candi Prambanan pasca gempa Yogya 2006.KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Sabtu 27 Mei 2006 pagi hari, kala itu malam berlalu seperti biasa. Penduduk Yogyakarta bersiap memulai aktivitas paginya tanpa ada rasa curiga akan terjadinya satu bencana besar.

Kurang lebih pukul 05.55, tanpa ada pertanda, sebuah getaran mulai terasa. Semakin lama, lambat laun semakin membesar. Meski hanya kurang dari satu menit, getaran yang berasal dari lapisan kerak bumi ini kemudian meruntuhkan bangunan-bangunan yang berdiri di Yogyakarta.

Gempa susulan kemudian terjadi sekitar pukul 06.10, 08.15 dan 11.22 WIB. Gempa ini menyebabkan banyak rumah dan gedung roboh, instalasi listrik dan komunikasi pun turut hancur.

Merujuk pada halaman Wikipedia, tidak kurang dari 6.000 orang menjadi korban dari bencana tektonik ini dan ratusan ribu orang kemudian diungsikan.

Ini adalah bencana gempa terbesar sepanjang sejarah Indonesia. Dan kini, 10 tahun bencana besar telah berlalu. Namun tentu saja bagi beberapa pihak, ingatan tentang bencana ini akan selalu melekat. Karena itu, kami merangkum beberapa artikel yang dapat mengingatkan kembali pada bencana 10 tahun silam. Dan inilah 5 ingatan Kompasianer atas bencana gempa Yogyakarta.

1. Ketika Gempa Dahsyat Jogja Itu Datang... (6 Tahun Gempa Jogja)

KOMPAS/WAWAN H PRABOWO Seorang anggota Disaster Assistance and Rescue Team dari Singapura mencari korban gempa di reruntuhan
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO Seorang anggota Disaster Assistance and Rescue Team dari Singapura mencari korban gempa di reruntuhan
Artikel ini dibuat pada 2011 silam. Teguh Suprayogi mengenang terjadinya gempa besar ini dalam artikelnya. Kala itu Yogyakarta masih setengah mengantuk kala Matahari bangun dari peraduannya di Sabtu pagi 27 Mei 2006, lima tahun silam. Hari itu adalah hari kejepit sekaligus weekend. Wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, datang membanjir menikmati liburan di tengah eksotisnya Yogyakarta.

Suasana terasa damai. Kalaupun ada kecemasan, itu hanyalah di utara sana, tempat penduduk kawasan Merapi sedang ketar-ketir menanti detik demi detik deru debu sang gunung. Tak satupun menyangka, nun jauh di bawah sana di kedalaman kerak Bumi, energi besar siap terlepas.

Pukul setengah enam lebih Teguh membopong anaknya yang saat itu baru berumur satu tahunan. Berjalan bolak-balik di gang depan rumah. Saat mengakhiri jalan-jalan pagi itulah, tepat di depan rumah, bencana itu datang. Lindhu kata orang Jawa. Gempa bumi terbesar yang pernah Teguh rasakan. Bumi yang dipijak terasa berguncang hebat, seakan tubuh terlempar. Allahu akbar lahaulawalaquwwata illa billah..

Suasana pagi yang tenang menjadi kacau dan mencekam. Kemudian Teguh segera mencari informasi melalui radio tentang gempa ini. Sekitar dua jam setelah gempa yang pertama beredar issue akan datangnya tsunami. Banyak orang yang panik mendengar issue ini termasuk tetangga-tetangga.

Namun Teguh tidak memedulikan issue ini. Setelah agak tenang kondisinya, siang harinya Teguh dan teman rekannya melihat kondisi kota Jogja.

Dari arah utara menuju ke kota, terus ke selatan melewati jalan Bantul,di daerah sini banyak jalan aspal yang retak selebar 5-10cm, rumah-rumah banyak yang rata dengan tanah, terus ke arah timur dan balik lagi ke utara sekalian pulang lewat jalan Parangtritis melewati kampus ISI Yogyakarta yang sekilas rusak parah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun