Karena itulah satu aksi kemudian digelar untuk menyerukan penguatan pendidikan moral pada kurikulum pendidikan Indonesia. Aksi solidaritas pada YY digelar di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu 8 Mei lalu. (sumber)
Senada dengan Efrem, Kompasianer Syarifudin Hamzah juga mengatakan bahwa pendidikan moral menjadi tanggung jawab bersama semua lapisan masyarakat. Bukan hanya sebatas orang tua tapi juga menjadi tanggung jawab para pengajar di institusi pendidikan.
"Moral menjadi tanggung jawab semua lapisan masyarkat yang menganggap dirinya Orang Tua. Pemerintah melalui pendidikan telah menitipkan Pelajaran bermoral melalui Pendidikan PKN dan Pendidikan Agama tetapi apakah sudah maksimal?" tulis Syarifudin.
Kemudian Syarifudin juga mempertanyakan peranan orang tua yang seharusnya menjadi sentral dan filter dalam pendidikan moral seorang anak. Melihat beragam kejadian yang terjadi beberapa waktu lalu, ia menanyakan apakah sebenarnya orang tua yang juga menjadi cermin bagi anak sudah memainkan perannya dengan tepat.
"Pemuka Agama juga sebagai penyebar pesan moral yang bersumber dari Keesaan Tuhan tetapi Apakah sudah Maksimal? Kemudian mari kita bertannya kediri kita masing-masing apakah kita sudah bermoral hari ini?" lanjut Syarifudin.
Sedangkan Olivia Armasi memiliki pendapat bahwa pendidikan formal dan pendidikan moral wajub diutamakan. Meski pendidikan moral sebenarnya menjadi tanggung jawab utama orang tua, namun ada banyak orang tua dan anak yang intensitas interaksinya lebih terbatas. Hal ini terjadi jika kedua orang tua anak tersebut bekerja.
"Walaupun moral juga menjadi tanggungjawab ortu tapi Interaksi anak dengan orang tua sangat terbatas, apalagi jika kedua orang tua si anak bekerja. Pintar tapi tak bermoral justru membahayakan dan merugikan negara," tulis Olivia.
Pendidikan moral sejatinya adalah pendidikan untuk menjadikan anak lebih manusiawi dan berperilaku sesuai norma dan etika. Artinya pendidikan moral adalah pendidikan yang bukan mengajarkan tentang akademik dan mengutamakan sisi kognisi, namun non akademik khususnya tentang sikap dan bagaimana perilaku sehari-hari yang baik.
Tentu saja pendidikan moral bisa dikatakan sebagai pendidikan yang akan dibawa sampai akhir hayat. Pendidikan yang akan menentukan bagaimana ia dipandang masyarakat lain kelak. Dan tentu saja, satu negara bisa saja hancur karena moral anak bangsanya yang rendah. (YUD)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H