Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Percuma Harga BBM Turun, Benarkah?

13 April 2016   11:59 Diperbarui: 13 April 2016   12:26 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ia juga memberikan contoh dengan penurunan harga BBM, secara tidak langsung memberikan kelebihan pendapatan bagi masyarakat. Dalam artian, pengeluaran untuk BBM menjadi lebih rendah dari sebelumnya.

"Sehingga kelebihan pendapatan dalam jangka panjang ini akan memengaruhi behavior masyarakat dalam menggunakan kelebihan pendapatannya, entah untuk saving atau konsumsi, yang jelas secara jangkap panjang efek domino tersebut pasti terjadi," katanya.

[caption caption="Dirut Pertamina Dwi Soetjipto menjelaskan kepada wartawan terkait penurunan harga bahan bakar minyak (BBM). TRIBUNNEWS / HERUDIN "]

[/caption]Senada dengan Fara, Muhammad Al Fatih juga menyatakan Pro terhadap anggapan ini. Menurutnya, ada satu upaya dari pemerintah untuk memperbesar pemakaian BBM non subsidi sehingga hal tersebut tidak berdampak signifikan untuk harga bahan bahan lainnya.

"Karena harga-harga lain selain BBM tidak mengikuti pola harga BBM. Selain itu, ada upaya pemerintah memaksakan pemakaian BBM non subsidi, mengingat disparitas harga antara premium - pertalite bahkan pertamax sekalipun tidak terlalu jauh," ujar Muhammad.

Namun pendapat berbeda dikemukakan oleh Kompasianer Reno Dwiheryana. Ia menilai meski angka penurunan yang ditetapkan terbilang kecil, hal ini tentu saja tetap dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan keuntungan.

"Penurunan BBM ini, nominal Rp.500,- memang tidak terlalu berdampak domino tetapi nominal tersebut bisa dimanfaatkan untuk hal lain," tulisnya di kolom Kontra.

Di beberapa daerah, memang dilaporkan tidak adanya penurunan tarif angkutan umum meski harga BBM telah turun sejak awal April lalu. Contohnya di Kota Salatiga, Kepala Dishubkombudpar Kota Salatiga, Ady Suprapto mengatakan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan ORganda dan Ikatan Pengemudi Angkutan Salatiga (IPAS) bahwa tidak akan ada penurunan tarif angkutan di kota ini.

"Hasil kesepakatan telah diputuskan oleh Wali Kota Salatiga, tidak akan ada penurunan tarif angkutan di Salatiga," ujar Ady sebagaimana ditulis di Kompas.com.

Contoh lain adalah di Kota Magelang. Bahkan harga BBM yang turun ini justru membuat para awak angkutan umum menjadi "galau". Pasalnya penurunan harga BBM tersebut tidak dibarengi dengan penurunan harga suku cadang dan biaya perawatan kendaraan lainnya.

Ketua Forum Komunikasi Awak Angkutan Umum (FORKAM), Darsono mengatakan bahwa mereka berada dalam kondisi bak makan buah simalakama. Jika tidak menurunkan tarif angkutan maka masyarakat akan protes, namun di sisi lain mereka tetap harus merawat kendaraan operasional dengan harga yang masih cukup tinggi.

"Meski BBM turun, tapi suku cadang tidak ada yang turun, malah banyak yang naik," ujar Darsono.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun