Netizen ramai menyoroti Kota Cirebon yang identik dengan sebutan “Kota Tilang” karena sering dilakukannya razia kendaraan bermotor di beberapa titik di Cirebon, ditambah banyaknya keluhan dan kritik orang-orang di media sosial karena banyak dari mereka ditilang tidak sesuai dengan pelanggaran lalu lintasnya, bahkan tanpa alasan. Menanggapi hal tersebut, Kepolisian Cirebon membantah serta mengurangi aktivitas razia di Kota ini.
[caption caption="Cirebon Kota Tilang| Ilustrasi: Kompas.com/ Istimewa"][/caption]Beberapa Kompasianer turut menuliskan opininya melalui Topik Pilihan “Cirebon Kota Tilang”, inilah lima di antaranya.
1. Ramai, Heboh, Keren, gara-gara Bawa Tas Ransel Ditilang 250 Ribu
Asep Bahtiar mencoba berbagi keluhan seorang netizen di media sosial yang mengunggah foto sepeda motornya yang ditilang saat melintas Kota Cirebon. Ia ditilang karena membawa muatan berlebih, padahal yang dibawa hanya tas ransel yang beratnya tidak sampai 4 kg. Polisi menganggap pengendara melanggar pasal yang sebenarnya tidak sesuai dengan apa yang terjadi sebenarnya.
2. Hukum Itu Sederhana: Tilang, Suap, Damai
Dalam artikelnya, Sam berpendapat bahwa julukan negatif terhadap Kota Cirebon muncul bukan karena masyarakatnya, tetapi karena ada oknum polisi yang “nakal” ketika bertugas. Ia berharap Polri segera menertibkan anggotanya secara tegas serta melakukan pengawasan agar nama baik Polres Cirebon tetap terjaga.
3. Kota Wali Cirebon, antara Simbol Udang dan Meme 'Kota Tilang'
Kepolisian Kota Cirebon menanggapi gambar meme yang beredar di media sosial tentang kinerja Polantas di Cirebon serta julukan baru Kota Cirebon dari Kota Udang menjadi Kota Tilang. Polisi mempersilahkan warga Cirebon untuk segera melapor dan akan berkoordinasi dengan seluruh jajarannya untuk menindak tegas hal ini.
Terlepas dari julukan "Kota Tilang", Webe beranggapan bahwa Kota Cirebon tetap menjadi Puser Bumi, yang berarti pusat peradaban dan kebudayaan dunia jika dilihat dari segi historisnya.
4. Stop Menyebut "Cirebon Kota Tilang”
Sebagai warga Kota Cirebon, Mohammad Ridwan tentu tidak ingin julukan "Kota Tilang" melekat di Kota tempat ia tinggal. Image negatif ini disebabkan oleh oknum kepolisian yang melakukan penindakan tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku dan dapat berdampak tidak baik bagi warga Cirebon sendiri. Ia berharap agar orang-orang tidak lagi mencibir Kota Cirebon serta mengajak seluruh pengendara kendaraan bermotor untuk mematuhi peraturan demi kenyamanan dan keselamatan berlalu lintas.
5. Ayo Cek City Branding Kotamu di Google
Citra kota Cirebon yang selama ini melekat seperti Cirebon Kota Udang, Cirebon Kota Wisata, Cirebon Kota Wali, Cirebon Kota Budaya tergantikan oleh Cirebon Kota Tilang. Ini adalah dampak dari posting-an di media sosial yang mempengaruhi mesin penelusur Google jika kita mengetik “Cirebon” dalam kolom pencarian. City branding yang negatif ini bisa berpengaruh pada kehidupan mayarakat Kota Cirebon sendiri. Kang Didno mengajak semua pihak untuk mengubah image negatif tersebut menjadi positif kembali melalui dunia maya maupun di kehidupan nyata.
***
Sebagai jalur penghubung antara Jawa Barat dan Jawa Tengah melalui jalur Pantura, Kota Cirebon tentu menjadi perhatian khusus bagi pihak kepolisian demi menjaga ketertiban lalu lintas. Tindak lanjut dan pengawasan dari Kepolisian Kota Cirebon terhadap anggotanya diharapkan bisa memberikan rasa aman dan nyaman dalam berlalu lintas dan bebas dari oknum yang bisa menjadikan citra Polri buruk di mata masyarakat. (RD)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H