[caption caption="Sebuah kereta api cepat China memasuki stasiun Provinsi Hebei. (ED Jones / AFP)"][/caption]
Presiden Jokowi meresmikan (21/1) dimulainya proyek kereta api cepat Jakarta - Bandung. Proyek yang dimenangkan oleh Tiongkok ini direncanakan selesai pada 2019. Tarifnya sendiri diperkirakan Rp200 ribu untuk sekali jalan. Kereta yang dirancang dengan kecepatan kira-kira 250 km itu nantinya akan menempuh jarak Jakarta - Bandung hanya dalam waktu 35 menit.
Sebelumnya, proyek ini menimbulkan polemik mengenai urgensinya bila dibandingkan dengan pentingnya pembangunan jalur kereta api di daerah luar Jawa.Â
Berikut adalah 9 opini Kompasianer terpilih yang diambil dari topik pilihan Proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung.
1. "Curhat! Kereta Cepat dan Ambisi China"
Kompasianer Sigit berpendapat bahwa getolnya China dalam proyek Kereta Cepat di Indonesia merupakan pertanda bahwa mereka ingin menguasai pasar Asia. Sigit juga meragukan kualitas China dalam pengerjaan proyek kereta cepat, mengingat pada 23 Juli 2011, dua kereta api supercepat China bertabrakan dan keluar dari rel di Shuangyu (dekat Wenzhou), Zhejiang, Cina, di jalur KA Ningbo-Taizhou-Wenzhou. Setidaknya 36 orang tewas dan 192 orang terluka dalam kecelakaan tersebut.
2. 5 Kejanggalan Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung
Dalam proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung, kompasianer Ilyani Sudardjat menemukan 5 kejanggalan. Di antaranya perihal besarnya biaya yang dikeluarkan, permasalahan jarak Jakarta-Bandung, pasokan listrik yang dibutuhkan, analisa dampak lingkungan yang dilakukan, dan prioritas infrastruktur.
[caption caption="Ilustrasi: Tribunnews/Jeprima"]
3. Kereta Api Cepat Jakarta Bandung Tidak Akan Laku, Ini PenyebabnyaÂ
Duta Besar China untuk Indonesia membanderol tiket KA cepat dengan tarif Rp200-250 ribu, dan menurut Kompasianer Asep, kereta api cepat Jakarta-Bandung tidak akan laku bila tarif tersebut tetap dilakukan, karena masih terlalu mahal. Menurutnya, kereta api cepat harus memasang tarif sesuai dompet’ masyarakat kelas menengah ke bawah, sehingga KA cepat bisa dinikmati semua kalangan masyarakat.
4. Kereta Api Cepat vs Kereta Api Lambat Jakarta-Bandung
Akhmad Sujadi mengulas perbandingan waktu yang digunakan kereta api cepat dan kereta api lambat untuk rute Jakarta-Bandung. Kecepatan KA dapat dipacu hingga 350 km/jam. Bandingkan dengan KA Argo Parahyangan pada koridor Purwakarta-Bandung kecepatanya hanya 60 km/jam. Cikampek-Jatinegara dapat dipacu 90 km/jam. Total waktu yang dibutuhkan masih berkisar 3 jam. Dengan KA Cepat, Jakarta-Bandung tidak sampai 1 jam.
[caption caption="Ilustrasi: Tribunnews/Jeprima"]
5. Kereta Api Super Cepat Cina, Antara Jakarta ke Bandung Tidak Tepat
Menurut kompasianer Ita DK pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung tidak tepat, karena jaraknya yang masih terlalu dekat. Ia mengusulkan pembangunan yang pas adalah Jakarta-Surabaya, dengan jarak yang jauh kecepatan kereta bisa dimaksimalkan hingga 350km/jam.
Ulasan dalam artikel semakin menarik karena kompasianer ini pernah menaiki kereta cepat Beijing-Hangzhou yang memiliki jarak 1.200 Km dan hanya ditempuh dalam waktu 6 jam saja. Dengan pengalaman langsung menaiki kereta cepat, ia dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap.
6. Kereta Cepat Jakarta-Bandung Tidak Mendesak
Faisal Basri berpendapat bahwa pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung tidak mendesak, alasannya jarak tempuh kedua daerah tersebut masih belum terlalu jauh. Terlebih lagi masih banyak kendaraan lain yang bisa digunakan seperti travel dan kereta api Parahyangan dari Gambir atau Jatinegara. Waktu tempuh lebih pasti, sekitar 3 jam. Bisa juga naik pesawat, sekitar 20-25 menit.
7. Krisis di Ujung Terminal KA CepatÂ
Dalam artikel Arnold, ia mengulas bahwa kontroversi seputar kereta cepat Jakarta-Bandung sangat menyita perhatian, pikiran dan tenaga yang sarat dengan fenomena paradoks kepemimpinan serta konektivitas sebagai implikasi dari iklim demokrasi, transparansi serta partisipasi.
Kereta cepat Jakarta-Bandung merupakan sarana transportasi yang akan memberikan kenyamanan dan waktu perjalanan singkat; tetapi banyak proyek infrastruktur lain yang memang merupakan kebutuhan dan memerlukan perhatian.
[caption caption="Ilustrasi: KOMPAS/YUNIADHI AGUNG"]
8. Mana Penting KA Luar Jawa atau KA CepatÂ
Akhmad Sujadi melakukan perbandingan tentang mana yang lebih penting antara pembangunan KA luar Jawa dan KA Cepat. Menurutnya tak perlu dipermasalahkan terkait kedua pembangunan tersebut, biarlah kedua pekerjaan besar itu berjalan bersama, berjalan seiring dan sejalan
Ia meminta masyarakat untuk ikut mengawasi pembangunan tersebut agar kualitas hasil kerja masing-masing proyek bernilai triliunan rupiah itu bagus hasilnya, awet dan kuat konstruksinya sehingga bermanfaat bagi bangsa dan rakyat Indonesia. KA Cepat Jakarta-Bandung penting, KA luar Jawa juga sama pentingnya.
9. Proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung Belum Terlalu Urgent
Menurut kompasianer Didno, proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung belum terlalu penting bila dibandingkan dengan proyek-proyek lain seperti pembangunan rel ganda di selatan Jawa, rel kereta trans Sulawesi, bandara perintis dan lain sebagainya.
Ia juga membandingkan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi proyek kereta cepat dengan proyek-proyek lain, proyek kereta cepat lebih mahal dan lebih tinggi prestisenya bagi pemerintah daripada manfaatnya bagi rakyat, terlebih lagi harga tiketnya yang tanpa subsidi akan jatuh di kisaran Rp 235.000 – Rp.250.000,- per penumpang.
(LBT)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H