Rizal Ramli pernah berkomentar bahwa terdapat mafia listrik saat membeli token, menurutnya ada potongan sebesar 27% pada saat pembelian pulsa senilai 100 ribu. Tudingan RR ini seperti bola liar yang terus menggelinding ke sana-kemari, tak kurang Faisal Basri segera menyambut umpan bola liar RR ini. Faisal Basri menganggap RR keliru mengenai tudingan ada mafia pulsa listrik ini. Setelah menelaah lebih lanjut, Mike Reyssent berpendapat bahwa tudingan RR ini tidak salah sama sekali. Faisal Basri juga tidak salah mengeluarkan data itu. Tuduhan RR tentang mafia pulsa listrik dan penjelasan Faisal Basri bisa dibilang ada mispersepsi. Ada perbedaan substansinya.
8. Teka-Teki Rizal Ramli dan “Silat Politik” Jokowi
Rio Manalu, dalam artikelnya ini mengajak kita mencermati sisi lain kontroversialnya Rizal Ramli. Tentang bagaimana RR selama ini selalu mendasarkan kritiknya dengan argumentasi serta perhitungan yang mudah dicerna akal sehat, dan cukup mengherankan para penentangnya sebagian besar hanya bisa berputar-putar pada pernyataan “itu keputusan Presiden” atau “itu sudah disetujui presiden”. Selain Faisal Bahri yang menanggapi kritik RR tentang tarif listrik dengan sistem voucher dengan memberi perhitungan tandingan, saya tidak menemukan perimbangan argumen dari para penentang lain di berbagai media massa.
9. Rizal Ramli Proyek 35.000 MW Mustahil, Jokowi Bisa!
Dari berbagai pandangan tentang proyek listrik 35.000 MW pendapat Rizal Ramli kemungkinan ada benarnya. Akan tetapi keyakinan tinggi dari Presiden Joko Widodo bahwa proyek pembangkit listrik yang menjadi proyek andalan nawacitanya dapat berhasil, pasti bukan sekadar keyakinan semata tetapi fakta di lapangan mendukungnya. Segala keputusan yang dipilih kendatinya memiliki beragam risiko dan harus ada kenyakinan penuh untuk mencapainya. Oleh sebab itu, jawaban atas rasa pesimis terkait proyek ini, salah satu cara yang dilakukan Presiden Jokowi adalah dengan membuka keran investasi. Artikel yang ditulis Imam Kodri ini cukup bernas dalam menjabarkan perselihan antara Rizal Ramli dan Jusuf Kalla terkait proyek listrik 35.000 MW.
10. Hikmah Rizal Ramli
Biar bagaimanapun, harus diakui, kehadiran Rizal Ramli dalam Kabinet Kerja menghadirkan suasana baru. Dengan keberadaan Rizal Ramli yang bukan asal bapak senang (ABS), Presiden setidaknya dapat menerima banyak masukan. Pengambilan keputusan lebih objektif dan rasional karena tidak dipengaruhi kekuasaan, tetapi melalui proses perdebatan yang menghasilkan putusan terbaik. Tsamara Amany kali ini coba menengahi kita dengan pandangan berbeda terkait maraknya pertanyaan “kenapa pak Jokowi memilih sosok seperti Rizal Ramli?”
Terpilihnya Rizal Ramli sebagai menko kemaritiman dan sumber daya memang menjadi perbincangan menarik. Pro dan Kontra mengiringi perjalanannya sebagai menteri. Banyak tugas yang harus dibenahi. Jika dahulu Rizal membenahi permasalahan dengan memberikan masukan/kritik, kini setelah menjadi menteri ia harus membenahi permasalahan dengan bukti. Kita tentu berharap, adanya orang baru dalam kabinet Jokowi mampu memberikan hasil kerja yang memuaskan. Jangan sampai, reshuffle hanya dijadikan ajang tukar menteri, yang silih berganti tanpa menghasilkan bukti yang berarti. (KML)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H