Ibu kota Negara Indonesia tercinta ini sudah berusia 488 tahun. Perubahan pesat dan perbaikan di beberapa sektor terus-menerus dilakukan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) demi Jakarta yang lebih baik. Di samping kemajuan kota metropolitan ini, masih banyak pemasalahan Jakarta yang harus diselesaikan Bapak Ahok bersama Pemprov DKI Jakarta. Dalam Topik Pilihan Kompasiana bertajuk HUT Jakarta ke-488 ini, beberapa Kompasianer menyampaikan ide dan harapannya untuk DKI Jakarta. Berikut ulasannya:
1. HUT Jakarta ke-488, antara Kelebihan dan Kekurangan Ahok
[caption caption="Ahok dan Djarot Sibuk Sambut HUT ke-488 DKI Jakarta. (Kompas.com)"]
Dalam artikelnya, Imam Kodri menyampaikan kabanggaannya akan demokrasi di Indonesia saat ini, terutama atas peranan Bapak Ahok sebagai gubernur DKI Jakarta. Meskipun program-program yang dicanangkan Ahok dalam mengatasi permasalahan di Jakarta seperti banjir, kemacetan, serta pembinaan aparatur pemerintahan sudah mulai terlihat realisasinya, sifatnya yang “nyentrik” menjadi kontroversi di tengah masyarakat. Hal inilah yang membuat beliau menjadi salah satu aktor utama yang membuat demokrasi kita sangat kompetitif, semarak, menyenangkan, dan penuh gairah.
2. Jakarta Hanya Banyak Waktu untuk Menunggu
[caption caption="Ilustrasi - antre di halte Transjakarta (KOMPAS/PRIYOMBODO)"]
Ita DK dalam artikelnya mencermati kehidupan di Jakarta yang terlalu banyak membuang waktu karena macet, menunggu, dan mengantre, misalnya mengantre di halte Transjakarta, di rumah sakit, restoran, serta bank, dan di tempat umum lainnya. Beliau berharap bisa mendapatkan kebahagiaan sederhana dengan bisa nyaman beraktivitas di Jakarta.
3. Belok Kanan, Bayar! Bukti Mudahnya Cari Uang di Jakarta
[caption caption="Warga atau kerap disebut dengan polisi cepek mengatur lalu lintas kendaraan di dekat pusat perbelajaan Cililitan, Jakarta Timur (KOMPAS IMAGES/DHONI SETIAWAN)"]
Sulitkah hidup di Jakarta? Hal inilah yang coba disampaikan oleh Sahroha Lumbanraja. Ternyata mencari nafkah di Jakarta tidaklah sulit seperti yang dibayangkan. Beberapa contoh diceritakan dan memang masih sebagian kecil dari produk lintas profesi di Jakarta yang praktis dan ekonomis dari segi modal usaha. Terlepas dari hal itu, tren ini tidaklah bagus dan perlu perhatian lebih dari pemerintah. Masyarakat pedesaan justru jauh lebih menitikberatkan kerja keras yang nyata untuk mendapatkan sesuap nasi daripada hal-hal “mudah” yang bisa dijadikan sumber penghasilan di Ibu Kota.
4. Strategi Awal Menuju Jakarta Baru
[caption caption="Salah satu kondisi arus lalu lintas di jalan Kota Jakarta (sumber: kompas.com/angga bhagya nugraha)"]
Dalam momentum HUT DKI Jakarta ke-488 kali ini yang bertema Modern, Kreatif, dan Berbudaya, Johanis Malingkas mencoba melihat lebih dekat makna tema HUT Jakarta ini. Modern yang memiliki arti memiliki sarana dan prasarana fisik yang memberikan kesan modern bagi warga maupun para pengunjung Jakarta. Kreatif yang bermakna potensi SDM yang menciptakan suasana asri dan nyaman. Berbudaya yang berarti menjunjung tinggi harkat dan hak setiap warga serta saling menghormati. Juga pencanangan 5T (Tertib Lalu Lintas, Tertib PKL, Tertib Hunian, Tertib Kebersihan, Tertib Demo) yang merupakan salah satu strategi awal pemerintah DKI menuju Jakarta Baru.