[caption id="attachment_304132" align="aligncenter" width="650" caption="Ilustrasi/Admin (Dian Kelana)"][/caption] Selama ini, dunia pertambangan di Indonesia terkesan negatif. Berita mengenai konflik dengan penduduk sekitar kerap menyertai perusahaan tambang di banyak daerah. Pertambangan tak jarang dituding sebagai biang keladi kerusakan lingkungan. Namun di sisi lain, kekayaan perut bumi Nusantara menjadikan usaha tambang sebagai salah satu penyumbangang devisa terbesar negeri ini. Tak dapat dipungkiri juga, hasil tambang Indonesia menjadi salah satu penghasil bahan mentah terbesar yang membuat roda perekonomian dunia tetap berputar. Ada apa sebenarnya dengan dunia pertambangan Indonesia? Adakah regulasi pertambangan yang dibuat pemerintah banyak memiliki kekurangan sehingga konflik sering terjadi? Apakah semua perusahaan tambang melakukan penyelewengan atau menimbulkan kerusakan yang merugikan penduduk maupun lingkungan seperti yang sering diberitakan? Dan bagaimana sebenarnya peta bisnis pertambangan yang dalam prakteknya diisi tidak hanya oleh perusahaan asing, tapi juga perusahaan lokal dan (tidak sedikit) 'perusahaan' liar. Lalu, siapa yang harus bertanggung jawab jika masyarakat di sekitar lokasi pertambangan diberitakan tidak tersejahterakan? Siapa saja yang harus dilibatkan dalam pengawasan praktik pertambangan? Untuk mendapatkan gambaran tentang jawaban berbagai pertanyaan seperti di atas, Kompasiana mengajak Kompasianer untuk hadir pada acara "Kompasiana Nangkring Bareng Newmont". Jika sebelumnya kita sering mendapat gambaran tentang pertambangan dari media, kali ini Kompasianer bisa mendengarkan langsung kondisi di lapangan dari pelaku pertambangan. Di acara Nangkring kali ini, Kompasianer juga bisa bertanya langsung kepada narasumber. Banyak wawasan dan pengetahuan baru yang akan Anda dapatkan di acara ini. Dengan modal tersebut, boleh jadi Anda dapat memenangkan lomba
"Newmont Blog Competition" berhadiah jalan-jalan selama 10 hari di program "Sustainable Mining Bootcamp" di Tambang Batu Hijau Newmont, Sumbawa Barat.
Lomba ini akan digelar setelah acara Nangkring. Ayo, segera daftarkan dirimu dengan mengirimkan surat elektronik ke kompasiana[at]kompasiana[dot]com (subjek: Kompasiana Nangkring Bareng Newmont). Bila Anda belum terverifikasi, sertakan biodata dirimu berupa: nama lengkap, nomor telepon, nomor identitas [KTP/SIM/paspor], URL akun Kompasiana[contoh: http://kompasiana.com/kompasiana]), dan alamat lengkap. Acara ini terbuka GRATIS, hanya untuk 75 Kompasianer. Kompasianer yang sudah mendaftar akan mendapatkan balasan email dari Kompasiana dan namanya akan dicantumkan dalam Daftar Peserta di bawah ini. Dan jangan lewatkan acara kuis di lokasi kegiatan dan lomba livetweet di dunia maya, berhadiah tiga ponsel Samsung Galaxy Mini. (ROB) RINCIAN KEGIATAN Kegiatan: Kompasiana Nangkring bareng Newmont Hari / Tanggal: Sabtu, 30 November 2013 Tempat: Pisa Café & Resto, Jl. Mahakam 1 No. 11 Blok M Kramat Pela Kebayoran Baru Jakarta Selatan DKI Jakarta 12130, Indonesia+62 21 7221230 Waktu: 09.00 - 13.00 WIB Tema: Yuk Mengenal Tambang Lebih Dekat Kapasitas Peserta: 75 Kompasianer BAGAIMANA MENUJU KE LOKASI Kompasiana Nangkring akan diadakan di Pisa Cafe & Resto yang berlokasi di belakang Plaza Blok M. Akses menuju Blok M cukup mudah, karena banyak trayek angkutan kota berpusat di terminal Blok M. Dari terminal, Anda tinggal menyeberangi jalan menuju Plaza Blok M, lalu jalan terus melewati jalan antara gedung plaza dan SMAN 6 menuju Jalan Mahakam. Pisa Cafe & Resto ada sisi kiri Jalan Mahakam. [caption id="attachment_304125" align="aligncenter" width="580" caption="source: google map"]
71. Tytiek
72. Muhammad Aditya Setiajid
73. M. Rizki Darmawan
74. Just Pensies
75. Â Ratna Dewi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H