Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

5 Opini tentang Kepala Daerah yang Terjerat Narkoba

8 April 2016   13:18 Diperbarui: 9 April 2016   08:40 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Bupati Ogan Ilir. KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN "][/caption]Pertengahan bulan lalu, BNN melakukan operasi penangkapan yang mengejutkan berbagai kalangan. BNN menciduk Bupati Ogan Olir, AW Nofiadi Mawadi dan menetapkannya sebagai tersangka penyalahgunaan narkoba. Bupati termuda ini dinyatakan positif menggunakan narkoba jenis sabu-sabu.

"Dari hasil tes darah dan rambutnya diketahui bahwa bupati ini sudah lama menjadi pengguna, yang pasti sebelum jadi bupati karena sudah terbentuk sel rambut. Kuat dugaan, malah dari remaja," kata Kepala BNN, Budi Waseso (28/3/2016) dikutip dari Kompas.com 

Mengejutkan memang. KPU sebagai panitia seleksi kepala daerah seolah kebobolan. Secara spontan, masyarakat kemudian mempertanyakan bagaimana proses seleksi pimpinan daerah yang dilakukan. Kasus ini seolah memperlihatkan bahwa ada proses yang tidak sesuai aturan. Ada proses yang kurang dan semestinya harus dilakukan.

Reaksi muncul dari berbagai lapisan masyarakat. Bahkan, Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan turut angkat bicara. Ia menyatakan dukungan penuh kepada BNN yang akan mengungkap penyalahgunaan narkotik oleh kepala daerah. Selain itu respon cepat juga dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo yang langsung melakukan pemecatan pada kepala daerah yang terjerat kasus penyalahgunaan narkoba.

Menanggapi kasus ini, masyarakat juga memiliki berbagai pandangan. Ada yang menilai kinerja KPU tidak maksimal sehingga kecolongan, bahkan ada juga yang menganggap adanya permainan "orang dalam" KPU sehingga calon kepala daerah yang melakukan penyalahgunaan narkoba bisa lolos dengan mudah.

Semua pihak berhak memberikan pandangan, termasuk Kompasianer sebagai bagian dari masyarakat. Kami mendapat cukup banyak tanggapan berupa artikel terkait kasus ini. Oleh karena itu, kami menghimpun beberapa artikel pilihan terkait penangkapan kepala daerah yang menyalahgunakan narkoba.


1. Bupati Termuda Ditangkap BNN, Kaderisasi Parpol Kembali Dipertanyakan

Pelantikan Bupati Ogan Ilir tentu tidak lepas dari pengaruh partai yang mencalonkan Ahmad Wazir sebagai kader. Kabar ditangkapnya Bupati Ogan Ilir ini dan ditetapkannya sebagai tersangka tentu saja memunculkan sejumlah pertanyaan, salah satunya bagaimana proses kaderisasi parpol sehingga kebobolan seperti ini. Hal inilah yang dipertanyakan Kompasianer Beni Guntarman.

Memang sangat miris melihat generasi muda yang berhasil menduduki jabatan terhormat itu ternyata seorang pecandu narkoba. Bahkan ketika proses pelantikan pun Ahmad Wazir dicurigai habis nyabu. Lantas bagaimana sebenarnya proses kaderisasi Parpol dalam menunjuk kadernya untuk menduduki jabatan terhormat ini?

Menurut Beni, seharusnya Parpol tidak bisa asal tunjuk atau hanya berdasarkan pertimbangan kedekatan yang bersangkutan dengan petinggi partai. Moralitas dan etika politik bangsa ini sedang ambruk. Maka Parpol sebagai lembaga rekrutmen dan kaderisasi pemimpin bangsa harus bertindak dengan benar. Sehingga dapat memunculkan pemimpin-pemimpin yang kompeten dan bersih. Bukan hanya bersih dari tindak pidana korupsi tapi juga bersih dari penyalahgunaan narkoba.

2. Bobolnya Parpol Pengusung Bupati Nyabu

[caption caption="DPR meminta Bupati Ogan Ilir diberhentikan permanen. Tribunnews.com"]

[/caption]Artikel kedua kembali mempertanyakan kinerja Parpol yang mengusung pemimpin daerah yang terjerat kasus narkoba ini. Anang Pras menilai bahwa KPU setempat yang seharunya memberlakukan tes kesehatan bagi calon kepala daerah terlihat kebobolan. Bahkan mungkin ada oknum KPU yang juga ikut bermain dalam meloloskan calon pemimpin yang sebenarnya pecandu narkoba ini.

Lucu atau bahkan tidak lucu sama sekali, ketika seorang pengguna narkboa akut bisa lolos sebagai calon bupati. Pelajaran juga seharusnya diambil oleh Parpol pengusung. Parpol harus lebih selektif ketika menjaring calon kepala daerah, karena setidaknya jika kader yang bersangkutan terjarat satu kasus maka partai pengusung juga terkena imbasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun