Mohon tunggu...
Iis Ningsih
Iis Ningsih Mohon Tunggu... -

tidak masalah kemana anda pergi atau apa yang anda lakukan, bagaimanapun anda menghabiskan seluruh hidup anda dalam batasan-batasan pikiran anda. (Terry Josephson)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Al-Quran Pembuka Pintu Sukses

11 Oktober 2012   06:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:56 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suatu hari ada seorang pengusahamuda dari kota malang yang namanya Tegar Prasetya Abadi. Nama yang penuh makna dan harapan bagi kedua orang tuanya agar nantinya menjadi seorang pemuda yang tegar dalam menghadapi segala cobaan dan rintangan hidup. “Tegar” panggilan sehari-harinya. Ternyata tak disangka-sangka harapan itu di dengar oleh Allah dengan memberinya cobaan yang sangat besar dan begitu berat kepada Tegar Prasetya Abadi. Saat itu usaha sudah berjalan lancer dan maju tetapi tak disangka tiba-tiba usaha itu mengalami kebangkrutan yang sangat fatal. Inilah awal dari permasalahan yang mana tidak pernah terpikir di dalam benaknya Tegar jikalau akan mendapat masalah yang besar bahkan dia juga tidak menyangka kalau masalahnya menjadi tambah besar dan semakin rumit. Tegar sudah mempunyai banyak hutang dimana-mana. Berbagai usaha telah dilakukan untuk mencari jalan keluar dari permasalah tersebut tetapi tidaklah berhasil dan dia benar-benar tidak bisa menyelesaikan masalah tersebut. Dia hampir putus asa tetapi sesuai dengan namanya “Tegar” di dalam benak hatinya berkata kalau dia tetap akan terus berusaha tegar menghadapi segala cobaan yang diberikan oleh Allah tersebut.

Akhirnya Tegar mengalami dua dilema yang sangat hebat, yaitu dihadapkan pada dua pilihan yang sangat rumit untuk di pilih salah satu untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut. Dua pilihan itu adalah:

1.Di penjara

2.Semua rumah diambil atau disita

Tegar berfikir keras terhadap dua pilihan tersebut, jikalau dia mengambil pilihan yang pertama “di penjara” maka hidupnya benar-benar sudah tidak berguna lagi bagi dirinya sendiri, kedua orang tuanya dan keluarganya serta orang lain, selain itu dia juga takut imagenya jatuh jelek di mata orang-orang dan keluarganya jika memutuskan untuk masuk penjara. Sedangkan bila mengambil pilihan yang kedua “semua rumah di ambil” maka keluarganya dan dirinya mau tinggal dimana??? Di samping itu juga akan menimbulkan aib di dalam keluarganya dan Tegar jug tidak ingin membuat kedua orang tua dan keluarganya ikut merasakan kesedihan dan kesusahan terhadap permasalahan yang dihadapinya. Sementara di saat yang bersamaan Tegar sudah tidak punya apa-apa lagi untuk membayarnya, semua tabungan habis, sudah tidak ada harta yang tersisa lagi, semuanya lenyap seperti di lahab si jago merah dan tidak ada yang bisa membantunya, saudara-saudaranya juga angkat tangan tidak mau membantunya karena Tegar masih mempunyai hutang terhadap dirinya. Lebih parahnya lagi sudah tidak mau membantu malah memarahin Tegar. Sungguh dunia seperti kiamat, sungguh sangat kejam (bisikan dalam benaknya Tegar). Di saat yang sama pula, tegar sudah tidak punya pekerjaan lagi, aktifitaspun juga tidak dan benar-benar dia tidak bisa menyelesaikan urusan-urusan itu dan tidak bisa membayar kewajiban-kewajibannya. Setiap hari Tegar di teror baik melalui telepon maupun sms yang mana jikalau di telepon di privat number terus marah-marahin Tegar. Benar-benar sangat menakutkan dan membuat hati tak tenang rasanya hidup seperti seorang buronan yang selalu di kejar-kejar polisi (berkata suara dari dalam hati Tegar).

Kemudian Tegar diberi tempo selama 1,5 bulan untuk melunasi pembayaran tersebut. Waktu yang tak lama bagi Tegar dengan melihat kondisi sekarang yang tidak punya apa-apa lagi, benar-benar Tegar tak kuat dan rasanya ingin mengakhiri hidup ini karena seperti kiamat sampai tak sadar kalau terucap dari bibirnya sebuah keinginan atau doa kepada Allah “jikalau ini memang sudah waktunya kiamat maka kiamatkanlah seluruhnya jangan hanya aku saja biar semuanya bisa merasakan betapa sakitnya, sulitnya menjalani hidup ini dan permasalahan juga akan selesai”. Selama dalam waktu 1,5 bulan itu Tegar hanya di rumah tidak keluar kemana-mana. Dia merenung di kamar berfikir dengan ditemani perasaan takut, sedih, bingung dan aliran air mata yang membasahi pipinya, benar-benar tak kuat. Tak lama setelah itu Allah memberikan petunjuk kepada Tegar. Tak terpikir sebelumnya di dalam benak Tegar untuk membaca Alquran tetapi tiba-tiba Tegar ingin membuka dan membaca Al-Quran. Tanpa berfikir lama langsunglah Tegar bergegas untuk berwudhu lalu membuka Al-Quran secara acak, terbukalah Al-Quran surat As-Shaf ayat 13 yang artinya: Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.

Dengan adanya petunjuk dari Allah tersebut membuat hati Tegar benar-benar yakin kalau permasalahan yang dihadapi bisa diselesaikan. Setelah itu Tegar membuat penafsiran sendiri tentang ayat tersebut, menurutnya ada dua point penting yang bisa di petik dari ayat As-Shaff ayat 13, yaitu:

1.Sebuah pertolongan dari Allah

2.Kemenangan yang dekat waktunya

Dua point penting di atas menjadi pacuan buat Tegar untuk semakin yakin dan lebih mendekatkan diri pada Allah. Tegar juga menafsirkan ayat sebelumnya dari surat as-Shaff ayat 13 tersebut, hasilnya terambil 2 peristiwa penting dalam kehidupan Tegar, yaitu (1) Berjanji di dalam hatinya Tegar bahwa “saya hari ini akan menjadi tentaranya Allah” maksudnya di sini adalah Tegar akan melakukan apa saja, memberikan apa saja yang dia punya, bekerja apa saja tanpa mengharapkan imbalan atau tanpa di gaji. Di sini ahlinya dia dalam mengajar sehingga dia akan mengajar tanpa di bayar tetapi hanya satu pinta agar Allah menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya, (2) membuat tegar lebih rajin ke masjid untuk I’tikaf dan shalat berjamaah. Masjid yang sering didatangi waktu itu adalah masjid tarbiyah UIN Maliki Malang dan masjid Jami’ Agung Malang. Saat itu Tegar selalu shalat berjamaah 5 waktu di masjid sehingga pahalanya jika di hitung dalam shalat 5 waktu mencapai 135 derajat pahala. Dia berdoa agar 50 derajat pahalanya agar “dosa-dosanya di ampuni”, 50 derajat “terserah Engkau Ya Allah buat di akhirat atau di dunia” dan yang 35 derajat” Ya Allah selesaikan urusan-urusan saya sekarang”. Tegar berfikir lagi jangan sampai dia mendekatkan diri pada-Nya hanya karena mendapat masalah akhirnya mindsetnya lama-kelamaan berubah. Dia mendekatkan diri pada Allah dengan rajin ke masjid karena benar-benar ingin dekat dengan Allah. Sebab melihat kenyataan di zaman sekarang, banyak orang-orang tiba-tiba rajin datang ke masjid di saat mendapat masalah dan tidak ada jalan keluar tetapi kalau sudah tidak mendapat masalah besar maka jarang ke masjid. Mulai sekarang bagi siapapun jika masih ada yang berfikir begitu cepat rubahlah.

Disaat pulang ke kost-kosan dia merenung dan berfikir keras di ruang tamu dengan di temani secangkir gelas kopi. Tak lama kemudian secangkir kopi di gelas habis tinggal sisanya-sisanya, yang mana sisanya itu mengundang semut-semut untuk datang ikut mencicipi lezatnya kopi tersebut. Akhirnya semut-semut tersebut berjalan berjejer atau bersama-sama mendatangi sisa kopi di cangkir tersebut. Semut tersebut tak sadar kalau di lihat oleh Tegar sampai akhirnya ada satu semut yang keluar dari barisan tersebut dan berjalan sendirian sehingga yang berjalan sendirian tersesat, tak tahu arah jalan dan lama tidak sampai-sampai ke tujuannya. Sedangkan semut yang berjalan bersama-sama cepat sampai ke tujuannya yaitu secangkir gelas kopi. Dari peristiwa tersebut Tegar berfilosofi tentang secangkir gelas kopi dan semut yang diibaratkan seperti shalat berjamaah. Menurutnya orang yang shalat berjamaah doanya cepat sampai atau mudah terkabul meskipun masih belum khusyuk karena shalatnya bersama-sama, selain itu juga pahalanya orang yang shalat berjamaah lebih besar dari pada shalat sendirian yaitu 27 derajat. Sedangkan kalau shalat sendirian terkadang juga tidak khusyuk, sudah shalat sendirian, tidak khusyuk dan pahalanya sedikit lagi maka doanya juga lama sampainya.

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat sudah akhir batas tempo pembayaran yang dijanjikan, Tegar masih juga belum mempunyai apa-apa untuk membayarnya. Lalu di kasih waktu lagi sebanyak 3 hari untuk membayarnya. Tegar tidak akan menyia-nyiakan waktu yang sangat mini tersebut. Dia berfikir keras, berusaha bagaimana caranya dapat menyelesaikan permasalahan tersebut. Akhirnya di sini pertolongan Allah datang, tiba-tiba Tegar mendapat telepon dari seseorang yang sama sekali tidak dikenalnya yang berniat baik untuk membantu menyelesaikan masalahnya dan menyuruh Tegar untuk melanjutkan bisnisnya. Lalu berjalanlah lagi Tegar menjalani bisnisnya, bangkit merintih karir dari bawah lagi. Setelah beberapa hari berjalan tak disangka oleh Tegar kalau orang yang menolongnya itu datang berkunjung ke rumahnya dan telah ngobrol akrab dengan ibunya. Ternyata orang yang menolongnya tersebut adalah sahabat almarhum ayahnya Tegar. Dengan begitu selesailah semua permasalahan-permasalahan Tegar, benar-benar Allah menunjukkan pertolongan dan kemenangannya. Beberapa bulan kemudian bisnis Tegar kembali cemerlang dan sukses.

Dari sini Tegar memperoleh banyak hikmah dari peristiwa cobaan besar yang telah menimpanya. Diantaranya adalah: tetaplah yakin, ikhlas dan sabar dalam menghadapi segala sesuatu yang tidak kita inginkan (cobaan) dari Allah karena pasti Allah mempunyai rencana yang terbaik untuk hambanya dan di balik itu semua pasti ada hikmahnya, mendekatlah dan ingatlah Allah baik dalam keadaan susah maupun bahagia, jangan hanya mendekatkan diri, ingat pada Allah saat susah/butuh saja sedangkan saat bahagia lupa, tetaplah positive thinking terhadap kehendak Allah, jika mendapat masalah yang tidak ada jalan keluar, dilema terhadap dua pilihan maka sering-seringlah buka dan baca Al-Quran terjemahan secara acak karena itu yang akan memberikan jawaban dari permasalah tersebut, percayalah terkadang Allah memberikan cobaan kepada kita itu karena Allah sayang kepada kita dan ingin menguji keimanan, kesabaran kita, percayalah di balik kesulitan pasti ada kemudahan dan semuanya tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini jika Allah sudah menghendaki maka “kun fayakun” terjadilah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun