Mohon tunggu...
Aat Atoillah
Aat Atoillah Mohon Tunggu... Guru - Tetaplah bersyukur

Orang Bojonegara-Puloampel yang semangat untuk menjadi penulis agar bisa berkarya dan bisa mengharumkan daerah kelahiran tercinta.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kapan Waktu yang Tepat Untuk Berubah?

13 Desember 2024   10:56 Diperbarui: 13 Desember 2024   10:56 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ulata/kepompong menjadi kupu-kupu sumber: https://almuhtada.org/

Hari ini adalah lembaran baru dimana setiap orang berkesempatan untuk melakukan perubahan. Perubahan dimulai tak mesti terjadi pada hal-hal yang besar karena semua harus dimulai dari hal terkecil. Bahkan perubahan hal kecil itu dimulai pada detik ini terutama yang paling penting adalah perubahan sikap. Orang berilmu tinggi justru ia pandai merendahkan diri(rendah hati)  bukan menyombongkan kepandaiannya. begitu pula orang kaya bukan untuk dipamerkan segala kemegahannya. Belajar untuk ria dan takabur itu sangat mudah tapi belajar bersabar dan hidup sederhana serta bersahaja itu yang sulit kita terapkan.

Lingkungan dan teman sangat berpengaruh tentang perubahan kita. Dan perubahan sikap kita bergantung pada dengan siapa kita bergaul dan berkomunikasi. Meskipun kata orang semua terserah yang menjalaninya. Tetapi kebanyakan orang terpengaruh pada lingkungan dan orang-orang terdekatnya. Gaya bicara dan pengambilan keputusan, cara pandang, serta hal-hal yang dilakukannya akan menyerupai yang telah dilakukan sebelumnya hal itu terkait pada hal yang positif maupun negatif. Tetapi jalan untuk berubah masih terbuka luas. Dengan catatan kita selalu punya niat atau rencana untuk perubahan tersebut. Lalu yang tak boleh lupa adalah terus mengoreksi atau mau memperbaiki diri dan menerima kritikan meskipun itu pedas tetapi jika itu untuk kebaikan kita, mengapa tidak.

Kita sering lupa bahwa mendengarkan itu adalah salah satu trik agar kita bertambah pengetahuan dan kewibawaan tanpa kita sering menyela dan memotong pembicaran orang lain. Kata om bob sadino ketika kita bertemu dengan orang baru bersikaplah kita itu seperti gelas kosong yang siap dan mau diisi. Artinya kita anggap kita butuh pencerahan dan masukan dari orang lain, meskipun ilmu dan pengetahuan kita tinggi karena jangan lupa diatas langit ada langit. Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan. Termasuk pada orang yang kita temui hari ini misalnya bisa jadi dia lebih baik dan lebih pintar daripada kita. Maka tak ada salahnya jika kita sedikit merendah dan bisa mendengar nasihat positif dari orang lain. Selamat mencoba Dan semangat melakukan perubahan. Seperti ulat menjadi kupu-kupu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun