Anjuran dan wajib memakai masker telah digelontorkan atau diumumkan sejak adanya wabah covid 19. 'masker untuk semua' per 5 April 2020 sesuai anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Entah apa maksudnya, apakah memang masker benar-benar mencegah dan terhindarnya dari virus. Akhirnya beramai-ramai dan berbondong-bondong semua masyarakat harus dan wajib mentaati peraturan pemerintah dari salah satu protokol kesehatan tersebut.Â
Manfaat
Masker memang melindungi diri dari debu dan bagi orang yang sedang pilek batuk, bersin dan gejala lainnya juga menjaga agar tidak menular dan tertular ke orang dan dari orang lain yang berdekatan. Beberapa jenis masker diantaranya ada masker bedah, masker N95, dan yang tak jarang kita lihat adalah masker kain.Â
Istilah masker sekali pakai inilah yang tanpa kita sadari menimbulkan banyak limbah sampah bekas masker. Karena masker medis harusnya hanya untuk tenaga medis yang ada digarda terdepan dalam menangani pasien covid. Akhrinya bila tak dikelola atau ditangani dengan baik justru dalam langkah pencegahan ini menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan. Karena masker bedah (medis) atau masker sekali pakai itu terdapat beberapa lapisan diantaranya Masker medis atau masker sekali pakai utamanya terbuat dari polipropilen alias salah satu jenis plastik. Selain praktis, masker yang terdiri dari tiga lapisan ini menjadi pilihan banyak orang karena memiliki penyaring bakteri dan memiliki kemampuan meloloskan udara yang lebih baik.Â
Nah, seperti yang diketahui, plastik membutuhkan waktu hingga ratusan tahun untuk dapat terurai. Limbah masker yang masih utuh dan "berkeliaran" di lingkungan karena tidak ditangani dengan baik dapat terbawa ke sungai dan laut serta menyebabkan pencemaran air. Di perairan Mediterania, masker sekali pakai ini bahkan mengambang seperti ubur-ubur.Â
Dampak timbunan sampah bekas masker ditunjukkan oleh data LIPI, jumlah timbulan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Indonesia, termasuk masker dan alat pelindung diri (APD), mencapai 1.662,75 ton selama masa pandemi, yakni selama bulan Maret hingga September 2020. Di ibukota DKI Jakarta sendiri, terdapat lebih dari 1.500 kg limbah masker sekali pakai dari rumah tangga sejak awal pandemi pada bulan April 2020 lalu. Bayangkan, berapa banyak limbah masker yang timbul dari sebuah masker medis sekali pakai yang berat satuannya hanya sekitar 0,008 kg. Jumlah yang sangat fantastis, bukan?
Kesimpulan dan Langkah Bijak
Dari beberapa uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa semakin banyak orang memakai masker medis maka resiko sampah bekas masker juga akan semakin banyak. Maka langkah bijak dapat kita ambil dengan cara memakai masker yang berbahan kain yang dapat dipergunakan secara berulang setelah dipakai dan dicuci atau dibersihkan kembali. Dianjurkan untuk masker kain itu dua lapis yah. Walaupun ada beberapa pandangan bahwa masker kain kurang aman dibandingkan masker medis tetapi masalahnya seperti tadi masker medis hanya dapat sekali pakai dan akan dibuang.Â
Kemudian hindari sebisa mungkin keluar rumah, karena jika keluar rumah pasti memakai masker dan akan sering membuang sampah bekas masker lagi. Jika tak terlau penting maka sebisa mungkin jangan keluar rumah.