Mohon tunggu...
Aprisna Hantari Butarbutar
Aprisna Hantari Butarbutar Mohon Tunggu... -

persahabatan akan membuat hidup menjadi berwarna. hidup sahabat..... hidup sahabat.....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memaknai Hari Bumi

30 April 2014   23:21 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:00 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Teater lilin Universitas Atmajaya Yogyakarta kembali unjuk gigi dengan mempersembahkan sebuah drama yang diberi tema “Membumi”. Dimana kita baru saja memperingati hari bumi pada tanggal 22 April yang lalu. Sebuah pertunjukan yang dirancang untuk menyadarkan manusia akan tanggung jawab dan tugasnya sebagai makhluk yang hidup, yang memiliki akal dan pemikiran. Mereka mampu menunjukkan jati diri mereka lewat karya drama yang dilakukan pada 28 April 2014 malam hari. Drama ini mengusung tari-tarian untuk menunjukkan alam dan fenomena yang ada dalamnya. Teater lilin kali ini, mengarahkan penonton untuk wajib membawa bibit tanaman sebagai partisipasi perayaan hari bumi.

Drama dengan tema membumi ini, mempersembahkan 5 pemeran utama yakni Hugo Gian sebagai manusia, Vivi sebagai Dewi Sri, Evan sipengguna unsur api, Ahda sipengguna unsur udara dan Retno sebagai pengguna unsur air. Alam atau yang biasa disebut bumi yang luas dan indah yang adalah merupakan tempat kita berpijak untuk melakukan aktivitas kita sehari-hari yang harus kita rawat dan lindungi. Namun, pada kenyataannya saat ini adalah justru kita manusia yang merusaka bumi ini dengan segala kerserakahan kita. Disini, para aktor ingin dan berharap bahwa semua manusia khususnya kita sebagai kaum muda untuk sadar akan lingkungan, tanggap akan lingkungan tempat dimana kita berpijak. Oleh sebab itu, teater lilin mempersembahkan drama ini dengan sangat jelas dan sangat menggugah hati para penontonnya.

Manusia(Hugo) dan Dewi Sri(Vivi) adalah merupakan aktor yang pertama sekali muncul untuk mewarnai suasana sekitar panggung. Dewi Sri adalah dewi pagi dan dewi kehidupan. Manusia yang merasakan rasa lapar dan menunjukkan secara gamblang watak dari manusia itu sendiri. Dimana suatu ketika, manusia itu merasakan lapar dan kesulitan untuk mencari makanan, akhirnya Dewi Sri memberikan manusia makan padanya. Hingga suatu saat, manusia tersebut menebang semua pohon yang ada disekitarnya hingga bumi tampak aneh, yang akhirnya mengakibatkan Dewi Sri mengamuk dan menghajar manusia tersebut hingga mati. Yang pada akhirnya menimbulkan penyesalan Dewi Sri karena telah membunuh manusia itu. Aktor ingin menekankan pada penonton bahwa apa yang kita lakukan pada bumi akan dibalas kembali oleh bumi, apa yang kita lakukan pada bumi akan dibalas kembali oleh bumi. Dengan kata lain bahwa hukum tabur tuai sangat tampak pada pertunjukan ini.

Kemudian hadir Evan siempunya kekuatan unsur api. Dimana api yang selalu tegak dan membakar. Api melambangkan watak manusia yang bersifat serakah yaitu dengan ambisi dan passion yang ada pada manusia. Api yang selalu dimaknai sebagai siperusak karena cenderung mengarah pada marah bahaya dan negatif. Pada catatan kali ini, jika manusia tidak menjaga lam bumi dan merawatnya dengan baik maka bumi akan marah pada manusia dan menyebabkan bencana bagi manusia. Sikap serakah dan ambisi yang ada pada manusia adalah salah satu wujud yang dapat merusak bumi. Manusia akan melakukan apa saja untuk dapat memenuhi ambisi dan passionnya. Tidak peduli akan bahwa hal itu bisa merugikan dan membahayakan bumi. Mereka menebang pohon dengan sesukanya, meraka melakukan pembakaran hutan seperti yang terjadi di Riau beberapa waktu yang lalu tanpa memikirkan efeknya.

Kemudian hadir Ahda sipengguna unsur udara atau angin adalah bersifat merobohkan. Menunjukkan watak yang dimiliki manusia adalah sikap dominasi dan kekuasaan. Sikap dominasi dan kekuasaan yang ada pada manusia akan mengakibatkan perpecahan pada manusia itu sendiri yang nantinya akan membahayakan bumi. Drama ini menekankan, agar manusia itu saling mendukung dan tidak lagi memiliki sikap dominasi, sikap saling bertentangan, karena apabila hal itu terjadi dan membahayakan bumi maka unsur udara atau angin akan mengamuk yaitu terjadinya angin topan, puting beliung dll. Ahda menggunakan dua warna kain yaitu putih dan hitam. Dimana putih menunjukkan udara atau angin yang masih bersih dan hitam menggambarkan bahwa udara atau angin telah tercemar dan kotor akibat polusi udara yang disebabkan oleh ulah manusia.

Retno sipengguna unsur Air yang daat memberikan kesegaran, kesejukan dan sumber kehidupan bagi manusia. Air melambangkan kesabaran, rendah hati dan mengalah. Namun hal ini akan dapat menjadi bumerang bagi manusia juga. Apabila manusia tidak melindungi bumi ini, maka unsur air akan dapat sangat membahayakan yaitu terjadi banjir yang dapat menenggelamkan rumah-rumah manusia, terjadi tsunami yang dapat menelan korban jiwa. Disini tampak bahwa retno sedang membawa kendi yang berisikan air yang dapat memberikan kelagaan dan kesegaran bagi manusia untuk dapat melakukan segala bentuk aktivitasnya. Sebab tanpa airi manusia tidak akan dapat bertahan hidup.

Dalam edisi jalin yang diadakan teater lilin kali ini mengajarkan kita sebagai manusia khususnya kaum muda untuk mau peduli dan tanggap pada alam atau bumi kita. Karena bumi tempat kita berpijak adalah merupakan ibu kita yang harus kita rawat, kita jaga, dan kita lindungi selama kita hidup dalam bumi ini. Selain itu juga, menyadarkan kita bahwa ada hukum tabur tuai yang terdapat pada bumi dan juga manusia yaitu apa yang kita berikan pada bumi, juga akan dibalas bumi sama seperti yang telah kita perbuat. Semoga dengan pertunjukkan ini, kita semua sadar dan beraksi untuk menjaga bumi ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun