KOMPAS.com - Kedatangan Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo di Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), memberi kesan tersendiri bagi warga di Pulau Sandelwood maupun orang nomor satu di republik ini.
Kesan yang sulit dilupakan oleh Presiden Jokowi adalah budaya cium hidung yang dilakukan masyarakat Sumba Barat Daya dan masyarakat Pulau Sumba pada umumnya. Orang pertama yang mencium hidung Jokowi adalah Bupati Sumba Barat Daya, Markus Dairo Talu.
Jokowi awalnya risih dan sempat ingin menolak, saat Markus hendak mencium hidungnya dalam penyambutan di rumah jabatan Bupati Sumba Barat Daya, beberapa saat setelah sang presiden bersama rombongan tiba di wilayah itu.
Namun Jokowi akhirnya sadar dan tahu makna ciuman hidung, setelah dijelaskan oleh Bupati Markus.
(Baca juga: Jokowi Goda Warga yang Cium Hidungnya dan Dapat Sepeda)
 "Di sini (Sumba Barat Daya) ada budaya cium hidung. Tadi waktu saya ketemu dengan bupati (SBD), dia bilang pak cium hidung dulu dan saya belum sambung," kata Jokowi di hadapan ribuan warga Sumba Barat Daya yang hadir dalam kegiatan parade 1.001 ekor kuda Sandalwood dan Festival Tenun Ikat, Rabu (12/7/2017).
"Setelah dijelaskan bahwa di sini itu budaya cium hidung adalah simbol nafas kehidupan, sehingga saya pun paham. Coba di sana ada yang mau cium hidung ke sini satu (orang) saja," kata Jokowi sambil menunjuk ke arah warga di depan panggung.
Mendengar permintaan Jokowi untuk cium hidung, membuat warga pun antusias untuk mencium hidung Jokowi.
Salah seorang bernama Marthen Luter Mila, yang ternyata Kepala Desa Walla Ndimu, Kecamatan Kodi Bangedo, SBD, maju ke atas panggung. Ia menuju Jokowi dan langsung mencium hidung sang presiden tiga kali.Â
(Baca juga: Bersalaman dengan Presiden Jokowi, Warga Makassar Teriak Alhamdulillah)
"Kami khususnya masyarakat Sumba merasa bangga dengan kehadiran Bapak dan memperhatikan kami di sini. Saya juga merasa bangga mencium hidung Bapak Jokowi," kata Marthen yang disambut tawa peserta yang hadir.