BANDUNG, KOMPAS.com - Keluarga korban perusakan mobil oleh oknum yang diduga sopir angkot di perempatan lampu merah Jalan BKR- Jalan Sriwijaya, Kamis (9/3/2017) sekitar pukul 08.30 WIB, masih trauma.
"Kami sangat trauma dan ketakutan apalagi di dalam mobil ada anak saya yang baru satu tahun," kata pengemudi mobil, Eggi Muhammad di Polsek Regol, Kota Bandung, Kamis.
Eggi menceritakan, awalnya tidak merasa curiga saat berpapasan dengan rombongan sopir angkot yang diduga akan ikut dalam aksi mogok di Gedung Sate, Kota Bandung.
Namun ketika berada di perempatan lampu merah Jalan BKR-Jalan Sriwijaya, dia bersama keluarganya mengalami pengalaman yang tidak akan pernah dilupakannya.
Saat lampu perempatan BKR-Sriwijaya menyala merah, massa yang diduga kuat sopir angkot langsung keluar dan meneriaki Eggy sebagai pengemudi transportasi online.
"Mereka langsung memukul mobil dan berteriak online-online," kata Eggy.
Dia mencoba mengklarifikasi bahwa mobil yang dikendarainya bukan transportasi online, namun massa tetap tidak mempedulikannya bahkan mencoba memecahkan kaca menggunakan benda tumpul dan batu.
Suasana di dalam mobil pun mencekam, ibu, ayah, istri, dan kakak Eggy berteriak dan menangis histeris sambil mencoba menenangkan anak Eggy yang berusia satu tahun. Istrinya pun mencoba meyakinkan bahwa sopir tersebut adalah suaminya.
"Istri saya bilang ini suami saya bukan sopir online. Terus berteriak seperti itu," kata Eggy.
Dia bersama kakaknya, Depi, tidak mampu berbuat banyak dan mencoba melindungi keluarganya di dalam mobil. Depi kemudian berinisiatif untuk merekam kejadian tersebut melalui handphone selulernya.
Depi menuturkan, massa mencoba mengambil kunci mobil namun usaha tersebut berhasil diamankan Eggy yang juga harus terkena pukulan dari oknum diduga sopir tersebut.