JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah lembaga merilis hasil survei terkait elektabilitas atau tingkat keterpilihan pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur DKI Jakarta menjelang akhir masa kampanye putaran kedua Pilkada DKI Jakarta.
Pada Sabtu (15/4/2017), dua lembaga survei, yakni Charta Politika dan Indikator Politik Indonesia, sama-sama merilis hasil surveinya. Hasil survei kedua lembaga itu berbeda.
Survei Charta Politika terhadap 782 responden di seluruh wilayah DKI Jakarta menampilkan tingkat elektabilitas pasangan cagub-cawagub petahana, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, mencapai 47,3 persen, dan elektabilitas pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno mencapai 44,8 persen.
Charta Politika melaksanakan surveinya pada 7-12 April 2017, menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 3,5 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
(baca: Anies Anggap Survei Charta Politika "Lucu-lucuan")
Adapun menurut hasil survei Indikator Politik Indonesia, pasangan Ahok-Djarot dipilih 47,4 persen warga DKI Jakarta yang diwakili responden survei. Kemudian pasangan Anies-Sandi dipilih oleh 48,2 persen responden warga Jakarta.
Responden dalam survei Indikator sebanyak 495 orang di seluruh wilayah Jakarta.
Indikator Politik Indonesia melaksanakan survei pada 12-14 April 2017 dengan metode stratified systematic sampling berikut margin of error kurang lebih 4,5 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Kedua lembaga itu melakukan survei menggunakan dana internal masing-masing.
(baca: Hasil Survei Dua Lembaga: Ahok-Djarot Unggul di Berbagai Acara Debat)
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA juga menyampaikan hasil survei terkait elektabilitas pasangan cagub-cawagub DKI, pada Kamis (13/4/2017).