Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Kendi" Roket China, Kenapa Baru Jatuh 10 Tahun Setelah Peluncurannya?

18 Juli 2017   22:14 Diperbarui: 18 Juli 2017   22:22 1924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang polisi di Polsek Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, memegang benda yang jatuh dari udara, Selasa (18/7/2017).

Seorang polisi di Polsek Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, memegang benda yang jatuh dari udara, Selasa (18/7/2017).KOMPAS.com – Jalan di Jorong Kubu Nagari, Sumatera Barat, kejatuhan benda serupa kendi besar pada pukul 09.07 WIB pada WIB.

Setelah dikonfirmasi ke Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), benda itu merupakan tabung hydrazine yang menjadi tabung bahan bakar roket Chang Zheng 3-A.

Roket milik China itu mengantarkan satelit navigasi Beidou M1 pada April 2007. Beidou sendiri merupakan bagian dari Compass Navigation System, dikembangkan untuk memberi informasi soal lokasi, waktu, dan kecepatan yang lebih tepat kepada pengguna alat komunikasi.

Baca Juga:"Kendi" Seberat 7,4 Kg Jatuh dari Langit, Ini Penjelasan LAPAN?

Yang mungkin jadi pertanyaan, mengapa roket yang telah diluncurkan 13 April 2007 silam itu baru jatuh hari ini alias 10 tahun kemudian?

Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin mengatakan, roket Chang Zheng 3-A memiliki orbit yang lonjong dengan ketinggian 10.000 Km. Setelah sampai di orbit, benda itu mengelilingi Bumi.

Saat berada pada ketinggian 10.000 km, gravitasi bumi tak begitu bekerja. Bagian roket itu mengorbit bumi seperti halnya satelit dan benda langit kecil lainnya. Jadi memang tak setiap benda yang ada di sekitar bumi akan langsung jatuh turun.

Penurunan ketinggian bagian roket itu, menurut Thomas, terjadi karena pengaruh gesekan. Makin lama, orbit puing itu akan makin rendah. "Itu yang menyebabkan 10 tahun baru jatuh," ungkapnya ketika dihubungi Kompas.com, hari ini.

Pada ketinggian 120 km, sebuah obyek tak bisa lagi mengelak dari gravitasi bumi. "Dia masuk ke atmosfer padat dan jatuh," katanya.

Baca Juga: Ternyata, "Kendi" yang Jatuh dari Langit Itu Tangki Bahan Bakar Roket

Thomas mengatakan, seluruh benda yang mengorbit bumi selalu melintasi ekuator. Dalam satu kali orbit, benda antariksa melintasi ekuator dua kali pada titik yang berseberangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun