JAKARTA, KompasProperti - "Yak, silahkan Pak cari apa, PS (PlayStation) 3, PS 4, ori, refurbished. Silakan dilihat-lihat dulu," teriak Ahon, salah pedagang Pasar Glodok kepada pengunjung yang melintas di depan kiosnya.
Sudah beberapa tahun terakhir, Ahon berjualan konsol game yang dibesut pabrikan Sony itu di Pasar Glodok.
Lokasi kiosnya pun cukup strategis, berada di lantai dasar dan tepat di depan pintu masuk toko elektronik yang mengalami masa jayanya pada era 1980-an itu.
Namun, tiga tahun terakhir ini penjualan konsol game di lokasi itu menurun drastis. Bahkan, diakuinya, belum tentu dalam sehari bisa menjual barang yang digandrungi anak-anak itu.
"Paling kalau sekarang cuma bisa laku satu atau dua dalam seminggu. Dulu sehari bisa tiga sampai empat sehari terjual, apalagi pas musim liburan atau habis lebaran," keluh Ahon kepada KompasProperti, Jumat (14/7/2017).
Nasib serupa juga dialami Anton, pedagang kaset DVD yang berada di lantai 5 Pasar Glodok. Bila pada 2-3 tahun lalu, omsetnya dalam sehari dapat mencapai Rp 500.000, kini bisa mengantongi Rp 50.000 saja sudah cukup.
"Sekarang sudah bisa dapet uang untuk makan pun sudah syukur," ucapnya.
Memang, saat disambangi KompasProperti, kondisi Pasar Glodok relatif sepi. Berbeda jauh ketika awal 2000-an, pada saat itu pembeli yang bertanya kerap diacuhkan pedagang.
Saking sibuknya pedagang melayani pengunjung yang jumlahnya bisa berbilang ribuan dalam satu lantai.
Bahkan, tak jarang pembeli terlihat mengular di depan sebuah konter mungil yang berukuran hanya 2x2 meter, sekadar untuk mendapatkan informasi atas produk yang hendak dicarinya.